Selasa, 27 Februari 2018

Cara Pembongkaran ( Over Houl ) Dan Pemeriksaan Motor Stater

Motor stater adalah komponen yang berfungsi sebagai pemutar awal pada mesin. Walaupun bentuknya kecil, motor stater dapat mengeluarkan tenaga (momen) yang besar untuk memutar poros engkol melalui Fly Whell ( roda gila ).

Cara pengoperasian motor stater juga harus hati - hati agar tidak mudah rusak dan terbakar. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kerusakan pada motor stater yaitu tidak boleh terlalu lama ( lebih dari 10 detik ) pada posisi stater. Karena pada teorinya, jika terlalu lama pada posisi stater, maka kumparan field coil akan menjadi panas dan terbakar.

Untuk mengetahui kerusakan pada komponen - komponen motor stater adalah dengan membongkarnya dan memeriksa setiap komponen yang disesuiakan dengan buku manual yang sesuai dengan spesifikasi motor stater tersebut.

Baiklah, berikut ini adalah langkah - langkah pembongkaran motor stater dan pemeriksaan komponen - komponennya.

1. Melepas Kabel Utama / Terminal C
 Dengan menggunakan kunci 12, bukalah dengan hati - hati mur pengikat terminak C yang terhubung ke field Coil.

2. Melepas Baut Magnetic Switch
Dengan menggunakan kunci 10, bukalah kedua mur pengunci magnetic switch.

3. Melepas Magnetic Switch dari Drive Housing
Setelah kedua mur terlepas, tarik dan keluarkan magnetic switch dari drive housing secara perlahan - lahan, karena bagian ujungnya masih berkait dengn drive lever.

4. Melepas Prame Dari Cover Belakang
Menggunakan kunci 10, bukalah kedua baut cover belakang.

6. Melepas Sring dan Brush dari Brush Holder
Dengan sangat hati-hati, bukalah pelan-pelan spring yang menahan brush. Saran, gunakanlah penutup kain pada saat melepas spring agar spring tidak lepas ke sembarang arah.


6. Melepas Insulator dari Brush Holder
Lepaslah insulator brush dari frame. 



7. Melepas Yoke dari Armatur

8. Melepas Drive Lever dan Armatur dari Drive Housing

9. Melepas Plat Washer dari Shaft

10. Melepas Stop Collar dari Shaft

11. Melepas Snap Ring dari Shatf

12. Melepas Stater Clutch dari Shaft
Pemeriksaan komponen - komponen motor Stater

1. Memeriksa Hubungan armatur dengan komutator
Gunakan ohm meter, pastikan bahwa tidak ada hubungan antara comutator dengan core, jika ada ganti armature. 



2. Memeriksa Komutator dari Sirkuit Terbuka
Gunakan ohm meter, pastikan nilai tahanan dari setiap segment  comutator harus mendekati nol  ( dalam x1 ohm )
3. Memeriksa segmen komutator
Periksa kontak commutator segment dengan brush dari bekas terbakar dsb, jika permukaan brush kotor / terbakar bersihkan dengan kertas amplas .
4. Memeriksa Run Out / kebalingan Komutator
Dudukkan armature pada “V” blok, periksa runout dengan jalan memutar commutator, dan ukurlah menggunakan dial gauge bila tidak masuk spesifikasi, lakukan perbaikan. 


5. Memeriksa Diameter Komutator
Lakukan pengukuran diamter commutator menggunakan micrometer atau vernier caliper. Jika nilai hasil pengukuran dibawah spesifikasi gantilah armature.






6. Mengukur Alur Komutator
Ukur kedalaman  lekukan commutator segment, jika kurang dari 0,2 mm lakukan perbaikan Spesifikasi 0,5 – 0,8 mm.


7. Mengukur Hubungan Field Coil
Periksa hubungan antara kabel utama dan brush, gunakan ohm meter & pastikan harus ada hubungan dengan nilai mendekati “ 0 “ohm. Bila tidak ganti yoke atau periksa penyambungan brush ke field coil.

8. Mengukur Hubungan Field Coil dengan Massa
Gunakan ohm meter periksa apakah ada hubungan singkat antara brush & yoke bila ada ganti yoke.
9. Mengukur Ketebalan Brush
Jika panjang brush kurang dari spesikasi ( 6 – 10 mm ) gantilah brush  


Cara Kerja Sistem Pengisian ( Charging System ) Konvensional Pada Mobil

Charging system berfungsi untuk mengisi tegangan ke baterai dan komponen - komponen kelistrikan pada saat mesin hidup. Tegangan yang dihasilkan dari generator ( alternator ) yang terpasang di mesin mobil yang dihubungkan dengan pulley poros engkol. Dimana komponen ini merubah gaya mekanik menjadi energi listrik yang besaran outpunya tergantung dari kebutuhan setiap komponen listrik yang ingin disuplay.

 Baca juga : fungsi komponen - komponen sistem pengisian

Dengan adanya sistem pengisian pada mobil, maka kita tidak perlu mengecas baterai terlalu sering. Kecuali jika terjadi kerusakan pada sistem tersebut, maka tanda - tanda yang bisa kita lihat adalah baterai cepat ngedrop, bentuk baterai yang menggelmbung dan lain - lain.

Adapun kerusakan yang terjadi pada sistem pengisian yaitu :
a. Over Charging  ( kelebihan pengisian )
b. Discharging ( kekurangan pengsian )

Salah satu cara yang paling ,mudah untuk menemukan kerusakan pada sistem pengisian adalah kita paham bagaimana cara kerja sistem pengisian tersebut. Jika kita sudah paham cara kerjanya, maka ketika kita melakukan pengecekan tegangan pada setiap komponen yang ada akan menjadi mudah dengan mengikuti arah aliran arus ( Current Flow ).

Hal mendasar yang harus kita paham bahwa dalam sistem kerja pengisian terbagi menjadi 3 phase, yaitu kunci kontak ON mesin hidup, mesin hidup putaran rendah dan mesin hidup putaran tinggi.


1. KUNCI KONTAK ON MESIN MATI 
Pada kondisi ini posisi kunci kontak On dan Mesin masih dalam kondisi mati. Ciri - ciri untuk mengetahui sistem pengisian bekerja dengan baik pada posisi ini adalah :

a. Lampu Charging pada dasbord harus hidup ( menyala )
Ini bisa kita lihat dari tanda baterai yang ada pada dasbor mobil kita. Biasanya letaknya berdekatan dengan lampu - lampu indikator yang lain ( seperti lampu indikator oli, ABS, sabuk pengamanan )

b. Terjadi Kemagnetan Pada Alaternator
Ini bisa kita tes dengan menempelkan sebatang besi ke bagian pulley aternator. Perlu diingat bahwa kondisi alternator tidak berputar agar tidak berbahaya.

arah aliran arus sistem pengsian kunci kontak On mesin mati
Arah aliran arus sistem pengsian kunci kontak On mesin mati
 a. Arah aliran arus Lampu Pengisian Hidup / ON
Tegangan dari baterai  - melewati fuseblink ( sekering utama ) - masuk ke kunci kontak ( ignition switch ) - masuk ke sekering lampu charging - masuk ke lampu charging - ke terminal L ( lamp ) Regulator - Ke titik Kontak PO - menempel pada P1 - dan terhubung dengan massa ( - ). Maka lampu akan hidup.

b. Arah aliran arus Tejadi Kemagnetan Pada Alternator
Tegangan dari baterai - melewati fuseble link ( sekering utama ) - masuk ke kunci kontak (ignition switch ) - masuk ke sekering pengisian - masuk ke terminal IG regulator - ke titik  kontak PL1 - menempel pada PLo - Keluar ke terminal F regulator - masuk ke terminal F alternator - Ke roto Coil - keluar ke terminal E alternator - ke Massa (-). Sehingga kumparan rotor coil akan menjadi magent.


2. Mesin Hidup Putaran Rendah 
Pada kondisi ini, pengisian yang terjadi relatif besar, dalam artian output tegangan yang dikeluarkan oleh alternator standart sesuai dengan kebutuhan. Walaupun ini tidak mutlak, tetapi pada contoh gambar arah arus dibawah ini adalah alternator yang mengeluarkan tegangan yang standart. Selain tegangan yang standar, pada posisi ini lampu pengisian harus padam ( mati ) untuk menandakan sistem pengisian bekerja dengan baik.

Tegangan standara pengisian 13, 8 volt - 14, 8 Volt.
arah arus sistem pengisian mesin putaran rendah
Arah arus sistem pengisian mesin putaran rendah

a. Arah Arus Lampu Pengisian Mati
Tegangan dari baterai - masuk ke fusible link ( sekering utama ) - Masuk ke kunci Kontak ( igniton swith ) - masuk ke fuse lampu charging - masuk ke lampu charging - ke PO - menempel pada P2 ( bermuatan positif ). Maka lampu mati, karena terputus dari titik kontak P1 yang bermuatan negatif baterai.

b. Arah Arus Pengisian Standar di tegangan 13, 8 volt - 14,8 Volt
Tegangan dari baterai - masuk ke fusible link ( sekering utama ) - Masuk ke kunci Kontak ( igniton swith ) - masuk ke fuse pengisian - masuk ke terminal IG Regulator - PL1 dengan PL0 tidak bersatu - sehingga tegangan melawati resistor ( penghambar ) - keluar ke terminal F regulator - masuk ke terminal F alternator - ke rotor coil - keluar ke terminal E - ke massa. Putaran rotor akan membangkitkan tegangan pada stator coil dan mengeluarkan tegangan melalui terminal

  • B ( baterai ) yang mensuplai tegangan ke baterai dan komponen kelistrikan
  • N ( netral ) yang mesuplai tegangan ke voltage regulator yang berfungsi untuk menarik titik kontak PLO agar berpisah dengan titik kontak PL1.


3. Mesin Hidup Putaran Tinggi 
Pada kondisi ini tidak jauh berbeda dengan sistem kerja mesin hidup putaran rendah, dimana lampu charging tetap mati (off), namun  pengeluaran tegangan output relatif lebih kecil. Ini tejadi karena memang tegangan baterai sudah mencukupi.
sistem pengisian mesin hidup putaran tinggi
Sistem pengisian mesin hidup putaran tinggi
a. Arah arus tegangan Output Relatif Kecil
Terjadinya kemagnetan yang besar pada voltage regulator mengakibatkan titik kontak PLO menempel pada titik kontak PL2-  tegangan yang masuk dari terminal IG regulator akan masuk ke resistor ( penghambat ) - dan keluar sebagian kecil ke terminal F serta sebagian lagi terbuang ke massa melalui titik kontak PL2 yang terhubung langsung ke massa ( - ). Ketika tegangan yang mesuplay ke roto coil kecil, maka kemagnetan yang tejadi juga kecil. Kecilnya kemagnetaran pada rotor mengakibatkan output yang dikeluarkan juga kecil.


Singkatan - singkatan terminal pada sistem pengisian :
IG   : Ignition  / kunci kontak
N     : Netral / tegangan netral
F      : Field / kumparan
E     : Eart / massa ( negatif )
L     : Lamp / lampu pengisian
B     : Baterai / baterai

Sabtu, 24 Februari 2018

Perbedaan Antara Over Size Dengan Under Size

Dalam ilmu otomotif ada banyak sekali istilah - istilah yang dipakai oleh para mekanik, baik dalam hal pembongkaran mesin, perawatan dan pengukuran komponen - komponen mesin. Oleh karena itu, jika anda berniat untuk menjadi mekanik yang handal maka tidak ada salahnya jika anda mengenal sedikit istilah - istilah yang sering dipakai atau hanya sekedar untuk menambah pengalaman. Diantara istilah - istilah yang sering diucapkan oleh para teknisi tentang kerusakan komponen mesin adalah OVER SIZE dengan UNDER SIZE.

Bagi anda para pemilik kendaraan, jika sudah mendengar kerusakan mesin yang harus di OVER SIZE maka siap-siaplah menyediakan banyak dana untuk memperbaikinya. So, rawatlah dan lakukanlah perawatan ringan kendaraan kesayangan anda agar tetap awet dan tidak rusak parah.

Apa perbedaan OVER SIZE dengan UNDER SIZE  ?

1. OVER SIZE



Keausan pada silinder 


Kalau diartikan secara harfiah menurut bahasa Inggris adalah OVER ( Kelebihan ) dan SIZE ( Ukuran ). Jadi jika kita gabungkan maka artinya adalah kelebihan ukuran. Nah OVER SIZE ini biasanya digunakan untuk bagian - bagian mesin berlubang yang sudah mengalami keausan ( perubahan ukuran ). Contohnya adalah lubang silinder/ lubang piston.Lubang silinder rentan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh gesekan piston yang bertubi - tubi sehingga  mengakibatkan keausan. Maka cara perbaikannya adalah
a. Dengan memperbesar lubang silinder sesuai dengan ukuran OVERSIZE pada mesin.
   Contoh : Ukuran standart lubang slinder 50 mm
            Ukuran standart  piston 50,10 mm
            Hasil pengukuran Lubang silinder 50,20 mm
           
Maka dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan terjadi celah sebesar 0,20 mm ( 50,20 mm - 50 mm = 0,20 mm ). Yang mana menurut standart pabrik bahwa hasil tersebut sudah dikatan rusak dan harus di OVERSIZE yang pertama. Maka lubang silinder harus diperbesar dengan ukuran 50,25 mm. Sedangkan piston nya harus diganti dengan ukuran yang Over Size Pertama ( mendekati ukuran 50,25 mm ). Ukuran piston ini banyak dijual di toko sparepart dan para penjual biasanya sudah paham dengan hal ini.

Pertanyaan : Mengapa lubang silinder tidak diperkecil saja ?
jawaban : memperkecil lubang silinder adalah hal yang sangat susah, mengingat fungsi utamanya  yang sangat vital. Adapun cara lain adalah dengan mengganti lubang silinder tersebut dengan yang baru. Namun, jenis silinder ini hanya digunakan untuk jenis-jenis tertentu saja.

2. UNDER SIZE
Under Size Pada Poros


Jika kita artikan maka UNDER (Dibawah) dan  SIZE (Ukuran). Jadi UNDER SIZE adalah komponen mesin yang berbentuk poros  yang mengalami keausan. Jika OVERSIZE ukurannya menjadi lebih besar, sedangkan UNDERSIZE ukurannya menjadi lebih kecil. Contohnya adalah poros - poros pada poros engkol. Perbaikan yang bisa dilakukan adalah dengan menambal bagian yang kecil dan merapikannya dengan cara dibubut sesuai dengan ukuran standart komponen.

Nah itulah perbedaan antara OVER SIZE dengan UNDER SIZE. Semoga dapat menambah wawasan tentang istilah - istilah perbaikan mesin. Jaga dan rawat mesin anda agar tetap menyemburkan tenaga.

Kamis, 22 Februari 2018

Apa Itu Over Houl Pada Mesin ?

overhoul mesin mobil
Overhoul Mesin Mobil ( sumber : Speedlab )

Mesin adalah jantung pacu yang ada pada setiap kendaraan bermotor. Oleh karena itu, mesin harus dalam kondisi prima jika ingin kendaraanmu tampil prima dan beringas dijalanan. Perawatan berkala adalah modal utama agar mesin dalam kondisi baik dan bertenaga.

Namun, jika kita abai dalam hal ini maka siap-siaplah kita akan mengeluarkan dana banyak karena terjadi kerusakan yang fatal pada mesin kendaraan kita. Hal yang paling ditakutkan bagi pemilik kendaraan adalah kerusakan mesin yang berakibat harus di OVER HOUl nya mesin tersebut. Apa itu Over Houl dan apa dampaknya bagi kendaraan ?

OVER HOUL adalah istilah yang digunakan oleh para bengkel ataupun mekanik untuk proses pembongkaran mesin secara menyeluruh (dipreteli sampai habis) untuk mengecek komponen-komponen vital mesin dan membersihkannya dari kerak-kerak oli yang menempel ataupun menyumbat saluran oli. Pemeriksaan ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak komponen tersebut dan juga menggunakan alat pengukuran yang presisi.

Yang menyedihkan lagi kalau harus melakukan OVER SIZE pada lubang silinder. Dimana pada kasus ini ukuran piston dengan lubang silinder sudah tidak lagi presisi. Maka solusinya lubang silinder harus dibesarkan dan membeli piston baru dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran standar.


oversize silinder
Over Size Silinder Mesin Mobil

Maka tak heran kalau proses penegerjaan OVERHOUL membutuhkan waktu paling cepat 1 minggu. Tentunya hal ini akan berakibat buruk bagi sang pemilik kendaraan. Diantaranya sebagai berikut :

1. Mengeluarkan biaya yang banyak untuk ongkos pembongkaran dan pembelian komponen mesin yang rusak. Estimasi biaya  paling murah kisaran belasan juta.

2. Aktifitas yang terganggu karena mobil harus menginap dibengkel minimum 1 minggu lamanya. Seandainya ada sparpart yang harus indent maka waktu perbaikan bisa lebih lama lagi.

3. Nilai jual kembali akan semakin rendah karena nilai ke originaliras mesin yang sudah pernah dibongkar.

So, agar kendaraanmu tidak di OVER HOUL maka rajinlah melakukan perawatan berkala dan sering-seringlah melakukan pengecekan ringan pada mesin sebelum melakukan perjalanan.

Selasa, 13 Februari 2018

Cara Kerja Sistem AC Dan Letaknya Pada Mobil

AC atau Air Conditioner adalah sistem pendinginan yang ada pada setiap mobil. Dengan ditambahkannya AC, maka kenyamanan berkendara akan sangat  berpengaruh dan menyenangkan. Bayangkan jika disaat kemacetan parah diterik matahari, maka suhu ruang kabin akan sangat luar biasanya panasnya. Dengan adanya AC, maka kita bisa menyetel suhu ruang kabin sesuai dengan selera yang kita inginkan.

Selain AC yang mengeluarkan udara dingin, AC juga didesain ada yang mengeluarkan udara hangat. Perbedaannya AC yang mengeluarkan udara hangat hanya untuk kawasan-kawasan yang memang mempunyai udara super dingin yang ektrim, seperti Eropa, Amerika dll.

Namun di Indonesia yang ada hanya AC yang mengeluarkan udara dingin, mengapa demikian ? karena iklim di negara kita adalah Tropis. Maka AC hangat tidak akan berguna, dan kalaupun kita menjumpai AC hangat mungkin mobil tersebut dibuat untuk wilayah-wilayah yang memiliki musim dingin yang  dibeli oleh orang Indonesia.  Cara kerja pemanas suhu ruang cabin mobil

Adapun letak AC pada setiap mobil berpariatif, diantaranya adalah :

1. AC ada di posisi depan Cabin

AC mobil di depan
AC Mobil di depan

2. AC dengan posisi di belakang Cabin
AC mobil di belakang
AC mobil di belakang


3. AC dengan posisi di atas Cabin
AC mobil diatas
AC Mobil diatas


Setelah mengetahui letak - letak AC pada setiap kendaraan, maka selanjutnya kita akan membahas mengenai cara kerja AC. Dimana pada sebelum kita mengatui cara kerjanya, maka akan lebih baik jika kita mengerti komponen - komponen yang ada pada sistem AC serta fungsinya. 



Pada saat AC ON, maka kompressor AC akan bekerja yang mengakibatkan terjadinya langkah hisap dan langkah buang freon.  Freon yang terhisap akan dikompressikan dan dikeluarkan oleh kompressor dalam bentuk gas bertekanan tinggi dan bertemperatur panas. Gas ini akan masuk ke dalam kondensor yang berbentuk mirip seperti radiator dengan lubang-lubang kecil dan mempunyai banyak kisi - kisi. 

Gas yang masuk ke dalam kondensor akan dirubah dengan proses kondensasi yang mana gas yang bertekanan tinggi dan berteperatur panas akan berubah menjadi cairan panas dan bertekanan tinggi. Setelah keluar dari kondensor dalam bentuk cairan, maka selanjutnya akan mengalir ke Receiver/driyer untuk menyaring kotoran-kotoran pada cairan dan memisahkan uap air yang ada pada cairan freon tersebut. Freon yang berbentuk cairan ini dapat kita lihat dari kaca pengintip yang ada pada selang.

Cairan yang sudah melewati penyaringan pada receiver akan mengalir ke katup ekspansi yang befungsi merubah cairan bertekanan tinggi dan bersuhu panas menjadi cairan yang bertekanan rendah dan bersuhu dingin.  Nah cairan inilah nantinya akan melewari evavorator dan oleh Blower (kipas) akan dihembuskan angin yang mengarah ke tepat ke evavorator yang menjadikan hembusan angin tersebut menjadi dingin yang dirasakan oleh para penumpang. 

Setelah keluar dari evavorator, cairan dingin dan bertkenan rendah akan masuk kembali ke kompressor untuk diproses terus menerus sampai AC di matikan ( OFF).