Rabu, 31 Januari 2018

Apa Itu Lampu Halogen Dan Apa Perbedaannya Dengan Lampu Biasa ?

cara kerja lampu halogen
Lampu Halogen
Produk - produk mobil saat ini hampir dipastikan semuanya menggunakan jenis lampu halogen sebagai penerang utama pada lampu kepala. Dengan konsumsi daya listrik yang sama dengan jenis lampu yang biasa, lampu halogen akan mengeluarkan sinar  yang lebih terang dan lebih awet. Oleh karenanya wajar, jika sekarang juga banyak mobil - mobil lama yang bawaan lampu biasanya diganti oleh pemiliknya menggunakan lampu jenis halogen.

Lampu pijar bisa berisi filamen tungsten, dilapisi dengan dengan kaca dan didalamnya terdapat campuran gas  yang umumnya adalah Nitrogen, Argon dan Krypton ). Ketika listrik disalurkan, filamen akan menjadi panas yang suhunya bisa mencapai 200 derajat celcius dan kemudian filamen tersebut akan membara. Bara yang dihasilkan oleh filamen kemudian menjadi sumber cahaya yang terang setelah dibiaskan ke lapisan kaca.

Adapun cara kerja Lampu Pijar Biasa, bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

cara kerja lampu pijar biasa
Proses Kerja Lampu Pijar ( sumber saft7.com )


Adapun keterangan dari gambar diatas yaitu :

1.  Daya listrik yang masuk ke lampu akan mengalir ke filamen (lilitan kabel kecil)  dan berakibat filamen tersebut akan membara, sedangkan tungsten akan menguap.

2. Tungsten yang menguap akan terkondensasi dalam sekala yang sangat kecil

3. Hal ini terjadi terus menerus selama lampu menyala sehingga semakin lama kaca lampu akan tertutupi oleh tungsten yang berakibat kaca lampu akan menghitam. Sampai akhirnya filamen tungsten akan terus menipis dan putus, lampu mati.


lampu halogen termasuk juga jenis lampu pijar. Lampu halogen diciptakan dengan memperbaiki proses lampu pijar biasa, yaitu dengan cara mengurangi penguapan tungsten agar lampu halogen lebih tahan lama.  Kaca lampu yang dibuat dari kaca kuarsa yang tipis dan tahan panas, kemudian gas yang diisikan ditambahkan sedikit gas halogen.

proses kerja lampu halogen (sumber saft7.com)
Keterangan gambar diatas yaitu :

1. Pada posisi lampu mati, gas halogen warna merah terlihat menyelimuti filamen tungsten. Secara kimia, gas halogen akan bereaksi dengan uap tungsten pada saat lampu menyala yang menghasilkan halida tungsten.

2. Pada saat filamen tungsten membara (lampu hidup), tungsten akan menguap.

3. gas halogen mengikat kuat uap tungsten menjadi tungsten halida. ketika halida tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.

4. Siklus ini berulang - ulang terus menerus menhasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang panjang. Siklus ini disebut juga dengan siklus halogen atau halogen cycle.

Namun, syarat utama untuk terjadinya siklus halogen adalah suhu permukaan kaca yang harus sangat panas mencapai suhu 250 - 900 derajat celcius. Jika suhu kaca lampu berada dibawah suhu tersebut, maka halogen tidak dapat mengikat uap tungsten. Akibatnya, tungsten akan melekat pada dinding kaca bagian dalam, dan lama kelamaan kaca akan menghitam. Akibatnya lampu halogen akan cepat putus.

Oleh karena itu, suhu pada lapisan kaca tidak boleh ada yang lebih dingin yang nantinya mengakibatnya bertumpuknya uap tungsten pada bagian suhu dingin tersebut.

Cara memegang lampu halogen 

Dan hal ini bisa disebabkan oleh hal yang sangat sederhana akibat salah dalam memegang lampu halogen secara langsung ke kacanya dengan tangan kita ( tanpa lapisan ). Umumya, umur lampu halogen bisa mencapai 2000 - 4000 jam, sedangkan lampu jenis pijar biasa hanya 750 - 1500 jam.

Artikel disadur dari buku otak-atik otomotif


Tidak ada komentar:

Posting Komentar