Kamis, 05 April 2018

Perbedaan Saklar ( Switch ) Pengendali Positif Dengan Pengendali Negatif

Kelistrikan merupakan salah satu sistem yang ada pada kendaraan mobil. Dari segi perbaikan, untuk memperbaiki sistem kelistrikan pada mobil lumayan sulit dibanding dengan sistem - sistem mekanik yang ada. Yang mana dalam mencari kesalahan ( trouble shooting ) harus memiliki keahlian khusus dan kejelihan dalam membaca rangkian kelistrikan pada buku manual.

Berbeda dengan komponen - komponen mekanik pada mobil, jika ada komponen mekanik yang rusak maka mekanik dapat dengan mudah menemukan kerusakannya bahkan tanpa alat pengukur. Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki kemampuan lebih dalam memperbaiki sistem kelistrikan, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengtahui teori-teori dasar kelistrikan seperti, kode warna kabel, fungsi komponen - komponen kelistrikan, membaca wering diagram dan merangkai sistem kelistrikan.

Dengan rangkian kelistrikan yang ada kita dapat dengan mudah membaca arah arus listrik ( current flow). Selian itu, kita juga harus paham jenis pengendali saklar yang ada pada rangkian. Karena jika kita tidak mengetahui jenis pengendali saklar, maka dijamin kita akan kesulitan menemukan komponen yang rusak  pada sistem kelistrikan.

Adapun jenis - jenis pengendali saklar pada sistem kelistrikan yaitu :

A. Saklar Pengendali Positif
Saklar pengendali positif adalah saklar yang ditemparkan pada arah aliran arus positif. Saklar positif fungsinya adalah untuk memutus dan menghubungkan tegangan positif pada rangkaian kelistrikan.

saklar pengendali positif
Saklar pengendali positif
Dari gambar rangkain diatas, dapat kita simpulkan bahwa :
a. Saklar berada pada jalur ( kabel ) positif
b. Tegangan Negatif ( - ) pada lampu selalu standby / ada
c. Tegangan Positif ( + ) pada lampu akan ada jika switch/ saklar ON

Dari kesimpulan diatas, jika kita ingin memeriksa tegangan pada beban ( bola lampu ) maka switch harus di ON kan. Sedangkan Negatif baterai akan selalu ada tidak terpengaruh oleh kondisi saklar.


B. Saklar Pengendali Negatif
Saklar pengendali Negatif  adalah saklar yang ditemparkan pada arah aliran arus Negatif. Saklar Negatif  fungsinya adalah untuk memutus dan menghubungkan tegangan Negatif pada rangkaian kelistrikan.
saklar pengendali negatif
Saklar pengendali negatif
Dari gambar rangkain diatas, dapat kita simpulkan bahwa :
a. Saklar berada pada jalur ( kabel ) Negatif
b. Tegangan Negatif ( - ) pada lampu akan ada jika switc / saklar ON
c. Tegangan Positif ( + ) pada lampu akan selalu stand by / ada

Dari kesimpulan diatas, jika kita ingin memeriksa tegangan pada beban ( bola lampu ) maka switch tidak harus  ON kan. Sedangkan pemeriksaan tegangan  Negatif baterai saklar harus di ON kan.


Rabu, 28 Maret 2018

Macam-Macam Saklar ( Switch ) Yang Di Gunakan Pada Mobil

Mobil terdiri dari berbagai mekanis penggerak untuk menjalankan komponen - komponen agar bekerja dengan baik sesuai dengan perintah dari pengemudinya. Ada yang menggunakan mekanisme mekanik dan juga ada yang menggunakan mekanisme listrik untuk mengaaktifkannya.

Contoh beberapa komponen yang digerakkan menggunakan mekanisme mekanik, yaitu :
1. Rem Kaki
2. Rem Tangan
3. Pemindah gigi
4. Dll

Sedangkan komponen - komponen yang diaktifkan menggunakan mekanisme listrik, yaitu :
1. Lampu- lampu
2. Indikator pada dasrbord
3. Sensor-sensor
4. Dll

Namun, terkhusus pada artikel ini hanya akan dibahas mengenai mekanisme listrik. Dan jika kita membahas mengenai kelistikan pada mobil maka kita akan menjumpai banyak sekali switch ( saklar ).

Saklar pada sistem kelistrikan berfungsi untuk memutus dan menghubungkan sistem kelistrikan. Dengan adanya saklar, maka setiap komponen dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi. Saklar pada mobil memiliki 2 ( dua ) jenis pengendali, yaitu :

a. Pengendali Positif
Saklar jenis pengendali positif ini terletak pada jalur positif arus listrik. Fungsinya menghubungkan dan memutuskan arus listrik Positif (+).


b. Pengendali Negatif
saklar jenis pengendali negatif ini terletak pada jalur negatif arus listrik. Fungsi menghubungkan dan memutus arus listrik Negatif (-).

Adapun jenis-jenis saklar yang digunakan pada mobil yaitu :

1. Saklar Putar ( Ignition Switch )

saklar putar (ignition switch )
Saklar putar (ignition switch )

Saklar putar atau ignition switch adalah jenis saklar yang cara penggunakaanya diputar. Biasanya digunakan pada kunci kontak mobil yang menggunakan anak kunci untuk memutarnya.

2. Saklar Tekan ( Push Switch )

saklar tekan ( Push Switch )
Saklar tekan ( Push Switch )

Saklar tekan adalah jenis saklar yang cara penggunaanya ditekan sekali untuk mengaktifkannya dan ditekan kembali untuk melepasnya ( meng off kannya). Saklar jenis ini digunakan pada lampu hazard pada mobil.

3. Saklar Ungkit ( Seesaw Switch )

Saklar Ungkit ( Seesaw Switch )
Saklar Ungkit ( Seesaw Switch )

Saklar ungkit adalah jenis saklar yang cara penggunaannya ditekan. Saklar ungkit biasanya digunakan untuk mengaktifkan sistem pengunci pintu mobil.

4. Saklar Tuas  ( Lever Switch )

Saklar Tuas ( Lever Switch )
Saklar Tuas ( Lever Switch )

Saklar ungkit adalah jenis saklar yang cara penggunaannya diungkit menggunakan tangan. saklar jenis ini terletak pada stir mobil yang digunakan untuk mengaktifkan jenis lampu belok.


5. Saklar Level  ( Reed Stich )

Saklar Level ( Reed Switch )
Saklar Level ( Reed Switch )

saklar level adalah  saklar yang cara pengaktifkannya tidak dilakukan oleh manusia. Namun secara otomatis akan aktif sesuai dengan level standar yang ditentukan. Jenis saklar ini digunakan pada tabung penyimpan minyak rem, tabung pemisah air dan bahan bakar solar, serta terdapat pada tangki bahan bakar.

6. Saklar Temperatur ( Temperatur Switch )

Saklar Temperatur ( Temperatur Switch )
Saklar Temperatur ( Temperatur Switch )

Saklar temperatur adalah saklar yang bekerja secara otomatis terhadap temperatur disekitarnya. jenis saklar ini digunakan pada saklar pengukur suhu air pendingin mesin.

Senin, 26 Maret 2018

Perbedaan Freload Dan Backlash Serta Cara Pengukurannya Pada Difrential ( Gardan )

Pengukuran merupakan salah satu faktor yang sangat fital dalam memperbaiki sebuah komponen ataupun peralatan otomotif. Dengan adanya pengukuran maka kita dapat menyimpulkan apakah sebuah komponen tersebut layak atau tidak untuk dapat dipakai kembali. Bukan hanya itu, pengukurannya juga harus dilakukan dengan baik sesuai dengan standar operasional prosedur. Jika pengukurannya salah maka otomatis hasilnya juga akan salah. 

Pengkuruan pada komponen - komponen difrential ( Gardan ) sangat beragam jenis pengukurannya. Namun ada 2 ( dua ) pengukuran yang menjadi kewajiban yang harus dilakukan saat pemasangan dilakukan. Yaitu : 

I. Pengukuran Baclash  dan pengukuran Preload. 
Baclash adalah titik bidang pertemuan diantara 2 ( dua ) roda gigi yang bersentuhan. 

titik bidang pertemuan  diantara 2 roda gigi yang bersentuhan
Titik bidang pertemuan  diantara 2 roda gigi yang bersentuhan



melihat titik kontak diantara dua roda gigi yang bersentuhan
Melihat titik kontak diantara dua roda gigi yang bersentuhan dengan menggunakan  Cat



 II. Pengukuran Preload. 
 Preload adalah besarnya momen / gaya  awal yang diperlukan  untuk memutarkan sebuah poros. 


gaya/momen awal untuk memutarkan pinion gear
Gaya/momen awal untuk memutarkan pinion gear
Lalu bagaimanakah cara pengukuran kedua hal tersebut diatas ? baiklah sekarang akan kita bahas bagaimana mengukur backlash dan freload pada difrential ( gardan ) dengan baik dan benar. 

a. Cara Pengukuran Backlash

Adapun caranya sebagai berikut : 

1. Pasangkan dial gauge berikut stand dengan posisi jatuhnya jarum dial tegak lurus ( 90 derajat ) terhadap gigi ring gear  untuk medapatkan keakuratan hasil pengukuran

2. Goyangkan ring gear dari kiri kekanan secara berulang - ulang dari posisi mentok kiri sampai mentok kanan 

3. Lakukan hal tersebut pada minimal 4 posisi

4. Baca berapa besar nilai yang ditunjukkan oleh jarum

5. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai pada buku manual sampai sesuai dengan nilai spesifikasi, jika belum dapat lakukan penyetelan dengan memutarkan mur penyetel (Difrential bearing Adjusting Nut). 

6. Berilah Cat salah satu roda gigi (A) , dan putarlah bagian roda gigi yang diberi cat (A) hingga bertemu dengan roda gigi yang lain (B). Lihat dan perhatikan bentuk sentuhannya pada roda gigi yang tidak diberi cat ( B). 


b. Cara Pengukuran Preload Bearing Drive Pinion

Fungsi dari pengukuran Preload Bearing Drive Pinion adalah Untuk mendapatkan penekanan bearing drive pinion yang benar ( tidak terlalu berat maupun ringan ). 
  
penyetelan preload pada bearing drive pinion
Penyetelan preload pada bearing drive pinion

Adapun Cara Pengukurannya adalah sebagai berikut : 
Pastikan sebelum dilakukannya pengukuran adalah semua komponen sudah dalam keadaan terlumasi saat pemasangan. Hal ini mencegah terjadinya kesat / hambatan putaran. 

1. Pasang shim pada drive pinion
2. Pasang drive pinion pada carrier
3. Pasang bearing depan, companion flange & ring pelat
4. Keraskan mur pengunci sesuai dengan spesifikasi
5. Putar companion flange ke kiri dan kekanan agar bearing benar – benar duduk
6. Lakukan pengukuran preload bearing

Penambahan dan pengurangan shim pada drive pinion
Penambahan dan pengurangan shim pada drive pinion

Dengan menambah atau mengurangi ketebalan shim yang terletak diantara bearing dalam,spacer dan bearing luar drive pinion.  Jika jarak antara bearing luar dan bearing dalam drive pinion semakin panjang, maka preload bearing akan semakin kecil, dan jika semakin pendek maka preload semakin besar 





Jumat, 16 Maret 2018

Memahami Cara Kerja Diffrential ( Gardan ) Pada Mobil

Putaran roda dalam dan luar yang berbeda
Putaran roda dalam dan luar yang berbeda

Diffrential atau gardan adalah komponen yang berfungsi mengatur putaran roda kanan dan kiri pada kendaraan sesuai dengan kondisi perjalanan. Dengan adanya diffrential, maka berkendara pun menjadi lebih nyaman. Hal ini karena putaran roda kanan dan kiri menerima putaran sesuai dengan kondisi kendaraan. Apakah jalan lurus, belok kanan dan belok kiri ? karena dari 3 kondisi tersebut, putaran setiap roda kanan terkadang harus sama, ada sebagian sisi harus lebih banyak, sebagian sisi lebih sedikit. 

Seperti pada gambar diatas, saat kendaraan posisi membelok, jarak tempuh (putaran ) roda bagian dalam ( A ) lebih kecil dari jarak tempuh (putaran) roda bagian luar ( B ). Dengan demikian roda bagian luar harus berputar lebih cepat dari roda bagian dalam. Bayangkan, jika pada posisi membelok putaran  roda dalam  dengan putaran roda luar sama, maka salah satu roda akan slip ( berputar namun tidak jalan).  Dan ini akan berakibar buruk terhadap ban yang mengakibatkan cepat aus. Untuk itulah diperlukan differential

Kapan roda sebelah dalam dan luar harus berputar sama ? putaran roda bagian dalam dan putaran roda bagian luar sama ketika kendaraan berjalan pada jalan yang lurus. Karena pada saat itu pembagian putaran ke setiap roda sama. 

Mengapa bisa demikian ? baiklah kita akan coba untuk mempelajari bagaimana diffrential bekerja untuk membagi putaran pada setiap roda. 

a. Pada Saat Kendaraan Berjalan Lurus
Ilustrasi saat diffrential berjalan lurus
Ilustrasi saat diffrential berjalan lurus
Gambar diatas adalah sebuah perumpamaan sederhana mengenai bagaimana putaran roda kanan dan kiri sama pada saat berjalan lurus. Bila  rack sebelah kanan dan sebelah kiri  diberi beban ( W ) yang sama, maka ketika shackle ditarik ke atas akan menyebabkan kedua rack terangkat pada jarak yang sama, ini terjadi karena tahanan rack kiri dan kanan sama. Sehingga pinion tidak berputar.

Cara kerja diffrential saat jalan lurus
Cara kerja diffrential saat jalan lurus
Secara realnya, cara kerja pada diffrential itu sendiri adalah sebagai berikut : 
Drive pinion ( gigi nanas ) memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft,  dan pinion gear memutarkan side gear kiri dan kanan dengan putaran  yang sama ( karena tahanan  roda kiri dan kanan sama ), sehingga putaran roda kiri dan kanan sama.


b. Pada Saat Jalan Membelok
Ilustrasi saat diffrential berjalan membelok
Ilustrasi saat diffrential berjalan membelok
Gambar diatas adalah ilustrasi cara kerja diffrential saat jalan membelok.  Apabila kita letakkan  beban ( W) yang lebih besar pada rack sebelah kiri  dan shackle ditarik ke atas, maka yang terjadi adalah pinion gear akan berputar disepanjang gerigi rack  sebelah kiri yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan. Kejadian ini menyebabkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat. 

Hal ini terjadi saat kendaraan berbelok, diamana roda sebelah dalam akan mendapatkan beban yang lebih besar, sedangkan roda sebelah luar lebih kecil. Akibatnya putaran roda sebelah dalam lebih kecil dibanding putaran roda sebelah luar. 

Cara kerja diffrential saat jalan membelok
Cara kerja diffrential saat jalan membelok

Secara realnya, cara kerja pada diffrential pada saat berbelok  adalah sebagai berikut : 
Drive pinion ( gigi nanas ) memutarkan ring gear, ring gear memutarkan differential case, differential case menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft,  dan pinion gear mengitari side gear yang bebannya berat sehingga menyebabkan putaran roda kiri dan kanan menjadi tidak sama.

Rabu, 14 Maret 2018

Jenis - Jenis Motor Stater Yang Digunakan Pada Mobil

Motor stater yang terpasang pada mobil  berfungsi sebagai pemutar awal mesin yang memutarkan flywheel ( roda gila ) dengan prinsip memutar dan melepaskannya kembali. Tenaga putaran awal yang besar berbanding lurus dengan arus besar yang dibutuhkan oleh motor stater. Biasanya motor stater tegangannya dirangkai langsung ke Baterai. Tujuannya adalah agar arus dari baterai bisa mensuplay secara maksimal tanpa ada hambatan melalu komponen - komponen kelistrikan yang lain.  

Selain itu, motor stater juga tidak dapat melakukan stater terlalu lama dalam satu waktu. Waktu yang diperbolehkan selama stater dalam satuan waktu lebih kurang 10 detik lamanya. Hal ini mencegah motor stater panas yang berlebih. karena panas yang berlebih mengakibatkan kumparan pada motor stater ataupun magentic switch putus. Jika putus, maka akan sulit untuk dilakukannya perbaikan. 

Motor stater yang digunakan pada setiap kendaraan mempunyai jenis - jenis yang berbeda. Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari motor stater itu sendiri. Karena perbedaan mesin pada setiap kendaraan akan memerlukan tenaga putar awal yang berbeda juga. Atas dasar alasan itulah desain motor stater menjadi berbeda - beda dengan torsi putaran yang berbeda juga. 

Adapun jenis - jenis motor stater yang digunakan pada kendaraan yaitu : 

1. Motor Stater Jenis Konvesional


Jenis Motor Stater Konvensional
Jenis Motor Stater Konvensional

Motor stater jenis konvensional adalah motor stater dengan mekanisme yang paling sederhana. Jenis motos stater ini termasuk dalam generasi pertama untuk mobil - mobil yang mempunayi kubikasi mesin yang kecil. Jenis motos stater ini digunakan untuk jenis - jenis kendaraan niaga ataupun MPV dengan kapasitas CC mesin yang kecil. 


2. Motos Stater Jenis Planetari


Mekanisme motor stater planetary
Mekanisme motor stater planetary


Jenis motos stater planteri sama seperti jenis motos stater konvensional jika dilihat dari bentuknya. Namun dari segi momen dan suara yang dihasilkan sangat berbeda. Dimana jenis motor stater planetari memiliki momen putar awal yang sedikit lebih besar serta suara yang lebis halus. Maka wajar jika jenis motos stater ini digunakan untuk jenis - jenis sedan super mewah.

Konstruksi tipe planetari menggunakan planetari gear untuk mengurangi kecepatan putaran armature. Secara mekanis, jenis motor ini lumayan rumit karena terdapat gigi planetari didalamnya. Kalau dilihat secara terperinci mirip - mirip seperti cara kerja transmisi otomatis. Fungsinya adalah untuk mengkonversi putaran dari armatur coil ke gigi pinion.

Adapun perbandingan putaran putaran dari armatur ke pinion gear yaitu 5 : 1 . Ini artinya, 5 kali putaran armatur akan menghasilkan 1 kali putaran pinion gear.


Damping Device motor stater jenis planetary
Damping Device motor stater jenis planetary

Cara kerja Damping device :
Untuk memindahkan tenaga putar,antara Internal gear dan Clutch plate dilengkapi dengan peredam,
Tenaga putar motor dibawah torsi tertentu,  clutch plate dan internal gear akan berputar bersama sama ( dalam keastuan )

Tenaga putar motor diatas torsi tertentu ( crankshaft macet ), maka clutch plate akan memutuskan hubungan dengan internal gear ( slip ) ini untuk mencegah motor terbakar

3. Motor Stater Jenis Reduksi


Jenis Motor stater reduksi
Jenis Motor stater reduksi

Ini adalah jenis motor stater yang ada pada saat ini. Secara bentuk, motor stater reduksi lebih besar dibanding dengan kedua motor stater diatas. Ini karena memang fungsi utamanya yang mengelurakan tenaga putaran awal  besar yang digunakan untuk memutarkan mesin - mesin yang berkubikasi ( CC ) yang super besar.

Tipe motor stater ini terdiri dari sebuah magnetic switch,sebuah motor berkecepatan tinggi yang sangat kompak, beberapa roda gigi reduksi, sebuah pinion gear dan stater cluth. Roda gigi ekstra ( idle gear) memperlambat putaran motor sampai sepertiga atau seperempat putaran dan memindahkan putaran tersebut ke pinion gear. 

Jenis motor stater reduksi digunakan pada kendaraan - kendaraan Niaga yang besar seperti Truck, buldoser, tractor dan lain - lain. 

Selasa, 13 Maret 2018

Fungsi Differential ( Gardan ) Dan Komponen - Komponennya Pada Mobil

diffrensial pada mobil
Diffrensial pada mobil
Kenyamanan dalam berkendara adalah sebuah kewajiban bagi setiap kendaraan. Oleh karena itu, semua teknologi maupun komponen - komponen yang ada pada mobil harus mendukung faktor kenyamanan. Salah satunya adalah Diffrential yang terletak pada bagian bawah mobil. Baik pada bagian roda depan maupun belakang. Fungsi diffrential adalah membagi putaran dari transmisi ke roda kanan dan kiri sesuai dengan kondisi kendaraan. 

Mengapa putaran roda kanan dan kiri harus dibagi putarannya sesuai dengan keadaan ? jawabannya adalah agar pada saat kendaraan berbelok, putaran roda kanan dan kiri harus berbeda. Karena jika putaran setiap roda sama pada saat berbelok, maka bisa dipastikan ada satu sisi roda yang slip ( berputar diatas jalan tetapi tidak jalan) yang mengakibatkan ban akan cepat habis. Bukan hanya itu, kendaraan juga akan mengalami ngepot ( buang bodi ) yang tentunya menimbulkan ketidaknyamanan. 


Diffrential terdiri dari banyak komponen yang saling berkaitan dengan jarak yang presisi. Kerusakan pada diffrential biasanya diakibatkan oleh beban kendaraan yang berlebih yang mengakibatkan terjadinya patahan pada gigi pinion. Selain itu juga faktor pelumasan yang jarang diperhatikan oleh para pemilik yang mengakibatkan keausan. 

Komponen - komponen diffrential
Komponen - komponen Diffrential 

Dari gambar diatas kita dapat melihat banyaknya komponen - komponen yang ada. Adapun fungsi komponen - komponen diffrential sebagai berikut : 

1. Oil Seal 
Oil seal terbua dari karet yang tahan terhadap pelumas dan bahan bakar. Oil Seal pada diffrential berfungsi mencegah oli keluar dari diffrential. Oil seal menempel pada rumah diffrential dan poros pinion gear. 

2. Bearing 
Bearing atau lahar adalah tempat dudukan komponen - komponen yang berputar. Dan pada diffrential, bearing berfungsi sebagai dudukan pinion gear. 

3. Diffrential Carrier
Diffrential Carrier berfungsi sebagai rumah, pelindung dan juga tempat menempelnya komponen - komponen diffrential. 

4. Drive Pinion 
Drive pinion atau banyak orang menyebutnya sebagai gigi nanas karena bentukny mirip sekali dengan nanas yang terkupas. Fungsi drive pinion adalah sebagai komponen penerima putaran utama pada diffrential yang selanjutnya diteruksan ke ring gear. 

5. Ring Gear
Ring gear adalah komponen paling besar yang ada didalam diffrential. Fungsi komponen ini adalah meneriman putaran dari drive pinion yang selanjutnya diteruskan ke side gear. 

6. Side Gear 
Side gear atau gigi samping yang ada pada diffrential sebanyak 2 Pcs. Komponen inilah yang meneruksan putaran ke roda melalui poros axle shaft. 


7. Diffrential Pinion Gear
Diffrential pinion gear bentuknya menyerupai side gear, namun lebih kecil sedikit. Letaknya yang menempel pada kedua side gear befungsi untuk mengatur putaran side gear kanan dan kiri sesuai dengan kondisi kendaraan. 

8. Pinion Shaft
Pinion shaft adalah poros yang berfungsi menghubungkan diffrential gear. 

8. Bearing Cap
Bearing cup berfungsi mengikat diffrential case. Pengencangan bearing cup tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena harus sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh pabrikan. Tidak boleh terlalu kendor dan tidak boleh terlalu ketat. Jika terlalu kendor, diffrential akan menimbulkan bunyi yang kasar yang mengakibatkan gigi-gigi bisa patah. Atau sebaliknya jika terlaly ketat yang mengakibatkan putaran setiap gigi terlalu kesat dan menimbulkan panas yang berlebih. 

9. Bearing Adjusting Nut
Bearing adjusting nut adalah bearing yang berbentuk plat bulat danberlubang. Bearing ini berbeda dengan bearing - bearing yang biasa, yang mana bearing adjusting Nut digunakan untuk menyetel jarak titik temu antara drive pinion dengan ring gear ( Backlash ). 




Sabtu, 10 Maret 2018

Fungsi Poros Axle Shaft Dan Jenis - Jenisnya

Axle shaft adalah poros kuat dan bersifat lentur yang befungsi sebagai penopang beban kendaraan serta meneruskan putaran langsung ke roda. Letaknya yang berada dibawah kendaraan, jarang para pemilik kendaraan mengeceknya. Karena memang poros axle tidak butuh dirawat ataupun diservice alayknya sebuah mesin.  

Jika terjadi kerusakan pada poros axle shaft, maka solusinya adalah mengganti dengan yang baru. Dan kerusakan yang sering terjadi pada poros ini adalah bengkok ataupun patah akibat menopang berat berlebih dan ini  tidak memungkinkan untuk diperbaiki.

Walaupun demikian, poros axle termasuk komponen yang lama rusak ( long time ) dalam penggunaanya. Dengan catatan penggantian oli gardan dilakukan dengan waktu yang tepat ya.  Axle shaft yang digunakan pada setiap jenis kendaraan berbeda - beda, tergantung dari jenis kendaraan pengangkut beban besara atau pun kecil. Selain itu pemilihan poros axle shaft pada kendaraan juga mengutamakan kenyamanan dalam berkendaraan. 

Adapun jenis - jeins poros axle shaft yaitu : 

1. Axle Shaft Type Rigid ( Kaku )
Axle shaft type rigid
Axle Shaft Type Rigid
Axle shaft tipe rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah ke atas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan – medan berat karena mampu menahan beban yang berat dengan baik. 

Axle shaft hanya digunakan untuk kendaraan - kendaraan berpenggerak roda belakang yang menggunakan difrensial sebagai pembagi putaran roda kanan belakang dan roda kiri belakang. 

Cara kerja axle shaft model rigid yaitu : 
Karena bentuknya yang kaku sehingga pada saat kendaraan berjalan posisi body kendaraan seolah – olah mengikuti gerakan posisi axle yang kaku. Apabila kendaraan berjalan pada jalan miring, maka bodi kendaraan juga akan ikut miring. Hal ini terjadi karena bentuk axle shaft jenis rigid ( kaku) tidak bisa menyesuaikan tinggi sebelah kanan dan kiri. 
cara kerja axle shaft type rigid
Cara kerja axle shaft type rigid


Keuntungan :
a. Konstruksi lebih kuat.
b. Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas
c. Sanggup menahan beban berat
d. Moment yang dihasilkan besar

Kerugian :
a. Suspensi keras
b. Pada saat kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang kendaraan tidak stabil
c. Sudut beloknya kecil



2. Axle Shaft Type Independent ( Fleksibel )

axle shaft type independent
Axle shaft type independent
Tipe ini sering digunakan pada kendaraan kecil. Karena disamping konstruksinya ringan, juga mampu membuat sudut belok yang besar sehingga menambah rasa kenyamanan yang lebih baik dibanding jenis axle shaft rigid. Axle shaft jenis indepent terpasang pada transaxle sebagai penggerak roda depan. 

Cara kerja Axle Shaft Type Independent yaitu : 
Dengan dilengkapi Constant Velocity ( CV ) joint maka pada saat kendaraan melaju dijalan yang bergelombang, posisi body kendaraan seakan – akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan yang miring.  CV joint dibuat dengan desain yang bisa  bergerak putar, memanjang, memendek dan membuat sudut dalam meneruksan putaran ke roda. 

Cara kerja axle shaft type independent
Cara kerja axle shaft type independent


Keuntungan :
a. Suspensi lembu 
b. Pada saat kendaraan berjalan di jalan yang bergelombang, bodi  kendaraan lebih stabil 
c. Mempunyai sudut belok yang lebih besar

Kerugian : 
a. Konstruksinya tidak kuat
b. Sehingga hanya cocok untuk kendaraan - kendaran kecil yang mengutamakan kenyamanan 
c. Tidak sanggup menahan beban berat
d. Moment yang dihasilkan kecil



Jumat, 09 Maret 2018

Jenis - Jenis Penompang Axle Shaft Pada Penggerak Roda Belakang

axle shaft
axle shaft
Axle Shaft adalah komponen yang menghubungkan putaran dari diprensial ke roda secara langsung. Komponen ini merupakan salah satu komponen penting yang menopang langsung beratnya kendaraan. Selain terbuat dari material yang kuat, axle shaft juga harus mempunyai gaya lentur yang baik agar tidak mudah retak atau patah saat terjadi hentakan ataupun beban berlebih. 

Setiap kendaraan mempunyai sistem penopang axle shaft yang berbeda - beda, tergantung dari  jenis dan fungsi kendaraan tersebut. Axle shatf yang digunakan pada type penggerak depan dan belakang mempunyai klasifikasi yang berbeda. Penggerak depan, axle shaft terhubung ke transxle, sedangkan type penggerak belakang, axle shaft berada didalam diprensial. 

Jenis - jenis penopang axle shaft hanya digunakan untuk jenis penggerak belakang. Adapun jenis - jenis penopang axle shaft diantaranya sebagai berikut : 

1. Half Floating Type  (  Setengah Memikul )

Jensi Half Floating Type
Jensi Half Floating Type

Pada tipe ini, bearing roda dipasang diantara axle housing dan axle shaft. Sedangkan roda langsung dipasangkan pada ujung poros axle shaft. Jenis axle shaft ini digunakan untuk kendaraan-kendaraan yang menopang beban ringan, seperti mobil sedan. 


Keuntungan :
- Konstruksinya lebih sederhana, sehingga mudah dalam perbaikan
- Biaya produksi lebih murah

Kerugian : 
- Axle shaft akan menjadi bengkok akibat berat kendaraan yang dipikul langsung  oleh poros
- Jika axle shaft patah,  roda tidak ada yang menahan


2. 3/4  Floating type   ( 3/4  Memikul Beban )
3/4 floating type axle shaft
Jensi 3/4 floating type axle shaft
Bantalan dipasang diantara axle housing dengan wheel hub dan axle shaft. Secara tidak langsung, dengan konstruksi ini maka axle shaft tidak menopang berat keseluruhan beban kendaraan. Melainkan beban dibagi sebagian ke axle housing. Jenis penopang ini digunakan untuk kendaraan - kendaraan niaga pengangkut beban sedang. 

Keuntungan : 
- Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke  axle shaft  sehingga axle shaft tidak bengkok.
- Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh  bantalan

Kerugian : 
- Akibat adanya gaya kesamping, maka masih memungkinkan axle shaft bengkok

3. Full Floating Type  (  Memikul Beban Penuh  )

jenis full floating type axle shaft
Jenis full floating type axle shaft
Pada tipe ini wheel hub terpasang kokoh pada axle shaft melalui dua buah bantalan yang lansung menempel pada axle housing. Axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda  tanpa sedikitpun memikul beban kendaraan. Jenis penopang ini digunakan untuk kendaraan - kendaran yang besara pengakut beban berat. Konstruksi seperti ini sangat aman dan menguntungkan bagi kendaraan pengangkut beban berat. Karena misalkan terjadi patah axle shaft, kendaraan tidak miring, melainkan masih tertahan oleh axle shaft housing. Dan ini sangat menguntungkan jika kendaraan sedang membawa beban sangat berat. 

Keuntungan : 
- Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle houshing,  sehingga axle tidak terjadi bengkok
- Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft
- Faktor keamanan lebih baik dan sanggup memikul beban  berat. 

Kerugian : 
- Biaya produksi mahal


Rabu, 07 Maret 2018

Cara Kerja Sistem Stater Dan Motor Stater Pada Mobil Dengan Current Flow ( Arah Aliran Arus )

Motor stater sebagai penggerak utama untuk memutarkan mesin harus mendapatkan suplay tegangan yang tepat agar berputar maksimal. Kesalahan dalam pemasangan / perakitan sistem kelistrikan pada mobil akan menyebabkan kerusakan pada motor stater dan kabel yang bisa terbakar.

Oleh karena itu, biasanya sistem kelistrikan motor stater yang tepasang pada mobil menggunakan relay yang berfungsi agar tegangan bypass dari baterai langsung ke motor stater tanpa terhambat di switch yang mengakibatkan switch tersebut akan panas dan rusak.

Selain itu pemilihan diameter kabel juga sangat penting, karena arus awal yang dibutuhkan oleh motor stater pada putaran awal adalah 8 Ampre. Dimana arus ini harus disesuaikan dengan diameter kabel yang sesuai agar kabel tidak meleleh.

Pada materi ini, akan dijelaskan 2 hal, yaitu : 

1. Cara Kerja Rangkain Sistem Stater
Dimana pada materi ini akan dijabarkan bagaimana cara merakit rangkain motor stater yang ada pada mobil. Dari mulai baterai, ignition swith, relay dan motor stater. 



Gambar rangkaian sistem Kelistrikan Motor Stater Saat OFF
Dari gambar rangkaian sistem stater diatas, maka dapat kita jelaskan arah arus ( Current Flow ) nya. Bagi anda yang belum tahu, bahwa pembacaan arah arus harus dimulai dari positif (+) tegangan baterai. 

Tegangan dari positif (+) baterai akan mengalir ke kunci kontak dan relay. Pada saat kunci kontak posisi Stater, maka kumparan coil pada relay akan menjadi magnet yang mengakibatkan tertariknya kontak poin. Kontak poin yang terhubung akan mengalirkan tegangan langsung dari baterai ke terminal 50 / ST pada motor stater. Dan motor stater akan hidup selama switch stater masih pada posisi ST, jika dilepas maka stater pun akan mati ( berhenti berputar). Untuk lebih jelasnya arah aliran arus pada saat posisi Stater, lihat gambar dibawah ini. 

Gambar rangkaian sistem Kelistrikan Motor Stater Saat Posisi Stater (ON)


2. Cara Kerja Motor Stater
Pada materi ini akan lebih spesifik arah aliran arus yang terjadi didalam motor stater itu sendiri. Seperti terjadinya Pull in coil , hold in coil dan bagaimana proses motor stater bisa berputar.

cara kerja motor stater
Cara kerja motor stater Pull In Coil ( Menarik ) dan Hold In Coil ( Menahan)
Dari gambar diatas dapat kita jelaskan arah arus ( current flow ) yang masuk ke motor stater. Tegangan dari baterai mengalir ke ingition switch (ST) lalu menuju ke terminal 50 ( terminal ST pada motor stater ) yang terletak pada pada magnetic switch. Tegangan dari terminal 50 akan mengalir ke kumparan Pull In Coil, dimana pada kumparan ini (Pull In Coil ) belum terjadi kemagnetan karena tegangan masih mengalir ke terminal C dan masuk ke  field Coil motor stater  dan mengalir ke Brush positif (+). Brush positif (+) yang menekan komutator akan mengalirkan tegangan dari field coil ke armatur, dimana pada armatur juga ada brush yang bermuatan negatif (-) yang langsung berhubungan dengan bodi motor stater. Maka akibat dari hal ini yang terjadi adalah :

a. Kemagnetan pada Pull In Coil Akan Tejadi, akibatnya magnetic switch akan menarik drive lever, dan drive lever akan mendorong stater cluth agar pinion gear dapat memutarkan ring gear ( roda flywhell).

b. Armatur akan berputar dengan sangat lambat, karena suplay tegangan dari baterai yang masih kecil. Hal ini memang sengaja dibuat seperti ini agar pada saat pinion gear bersentuhan dengan roda fly whell lebih halus dan tidak ada hentakan ( karena putaran yang pelan ).

Setelah terjadi kemagnetan Pull In Coil pada magnetic switch, tegangan juga mengalir ke kumparan Hold In Coil. Dimana pada kumparan ini, magnetic switch akan menahan tarikan Pull In Coil yang mengakibatkan terhubungnya terminal 30 ( terminal ) dengan terminal C. Dimana terjadi suplay tegangan By Pass dari baterai ke armatur. Maka dengan penambahan tegangan ini, armatur akan berputar lebih kencang karena adanya tambahan tegangan. Dan Motor stater pun bekerja dengan maksimal, sampai nanti kunci kontak Off ( Tidak pada posisi Stater ).

Dan kamu juga harus tahu, bahwa tidak disarankan menstater dalam waktu lebih dari 10 detik dalam satu waktu. Karena hal ini akan mengakibatkan setiap kumparan yang ada akan semakin panas. Dan panas yang terjadi akan memicu kumparan menjadi putus. Oleh sebab itu, jika mobil kamu susah hidup  dalam satu kali stater, maka alangkah baik jangan terlalu lam dalam satu kali menstater. 

Selasa, 06 Maret 2018

Nama Komponen - Komponen Motor Stater Beserta Fungsinya






Motor stater terdiri dari beberapa macam komponen yang berkerja saling menudukung. Untuk mengetahui cara kerja sistem motor stater, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui fungsi komponen- komponennya. 

Atas dasar itu, saya akan coba menjelaskan beberapa komponen - komponen penting pada motor stater. Diantaranya yaitu : 

1. Switch Magnetic 
Fungsi Switch lever adalah untuk menghasilkan kemagnetan full in coil ( mendorong ) dan Hold In Coil ( Menahan )
magnetic switch
Magnetic switch



2. Yoke 
Fungsi Yoke adalah sebagai bantalan ( rumah ) fiel coil. 

Yoke motor stater
Yoke motor stater


3. Armature 
Fungsi Armatur  adalah untuk menghasilkan garis - garis gaya magnet yang mengakibatkan armatur berputar didalam fiel coil. 

armatur
Armatur 


4. Sikat ( Brush )
Fungsi sikat / brush adalah sebagai penghubung tegangan yang masuk ke armatur yang berasal dari fiel coil. Material brush yang terbuat dari karbon akan mudak aus. Jika terjadi keausan melebihi batas minimal, maka ganti brush dengan yang baru. Karena jika tidak diganti, maka tegangan yang mengalir ke armatur akan terhambat yang mengakibatkan putaran motor stater tidak akan sempurna atau bahkan sama sekali tidak berputar. 
brush
Brush



5. Tuas Penggerak ( Drive Lever )
Fungsi tuas penggerak adalah untuk mendorong gigi pion memutarkan flywhell saat mulai stater dan menarik gigi pinion saat stater Off.
drive lever
Drive lever



6. Kopling ( Cluth ) 
Fungsi kopling / cluth yang bersatu dengan gigi pinion adalah meneruskan putaran armature ke flywheel dan mencegah terjadinya perpindahan putaran dari mesin ke motor stater. 

Kopling
Kopling






Cara kerja Magnetic Swith 
Pada saat start :
Jika outer race berputar lebih cepat dari inner race, maka roller akan terdorong oleh pegas ke sisi yang sempit, akibatnya inner race ikut berputar 

Setelah mesin hidup :
Jika inner race berputar lebih cepat dari outer race ( karena terbawa oleh putaran fly wheel ), roller akan terbawa ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ), akibatnya inner race tidak berhubungan dengan outer race 


Senin, 05 Maret 2018

Pemeriksaan Komponen - Komponen Alternator

Alternator adalah salah satu komponen yang terdapat pada sistem pengisian. Alternator berfungsi mengubah gerakan mekanik ( putaran ) menjadi arus listrik. Dengan memanfaatkan medan magnet yang terjadi pada rotor coil, maka akan mengakibatkan terjadinya perpotongan garis - garis gaya magnet yang  terjadi pada stator coil yang mengakibatkan timbulnya arus listrik pada stator coil. Arus inilah yang menjadi sumber utama untuk mensuplay tegangan ke baterai dan komponen-komponen kelistrikan yang lain.

Agar alternator bekerja maksimal, maka dibutuhkanlah perawatan yang baik agar setiap komponen yang ada tidak rusak. Dimana kerusakan yang terjadi pada alternator dapat mengakibatkan baterai kendaraan anda akan mudah soak akibat tidak adanya sistem pengisian arus listrik yang terjadi. Oleh karena itu, jika alternator rusak maka harus dilakukan perbaikan dengan memeriksa komponen - komponennya dan membandingkan dengan standart yang ada pada buku panduan ( manual ).

Berikut ini adalah cara pemeriksaan komponen - komponen alternator. Lakukanlah penyetelan, perbaikan dan penggantian jika terdapat bagian - bagian yang aus ( terkikis ), rusak atau terdapat kelainan sewaktu pemeriksaan.

1. Pemeriksaan Slip Ring
pemeriksaan slip ring
Pemeriksaan slip ring

a. Periksa permukaan slip ring apakah kotor. Bersihkan dengan kain yang bersih dan alkohol
b. Ukur diameter slip ring 

Ukuran standar : 24,8 mm 
Ukuran minimum : 33,8 mm
Apabila diamater slip ring lebih kecil dari batas spesifikasinya gantilah slip ring


2. Pemeriksaan Hubungan Stator Coil
pemeriksaan hubungan stator coil
Pemeriksaan hubungan stator coil
  

a. Ukur tahanan rotor coil 
Tahanan rotor coil diukur pada suhu ruangan 20 Derajat celcius

Ukuran standar : 2,45 Ohm 


3. Pemeriksaan Kebocoran Stator Coil dengan Rotor Core  
pemeriksaan kebocoran stator coil
Pemeriksaan kebocoran stator coil

Periksa hubungan antara slip ring dengan rotor core  yang bermuatan negatif. Jika ada hubungan diantara keduanya, maka terjadi kebocoran pada toro coil dan harus diganti. 


4. Pemeriksaan Hubungan Stator Coil
Pemeriksaan hubungan stator coil
Pemeriksaan hubungan stator coil

Periksa hubungan stator coil pada setiap ujungnya. Harus ada hubungan diantara semuanya, jika tidak ada hubungan seluruhnya atau sebagian maka stator coil putus dan harus diganti. Standar nilai hubungan antara terminal N yaitu 0,07 Ohm

5. Pemeriksaan kebocoran Stator Coil dengan Stator Core
Pemeriksaan kebocoran stator coil
Pemeriksaan kebocoran stator coil

Periksa hubungan antara stator coil dengan stator Core. pastikan tidak hubungan diantara keduanya. Jika ada hubungan, maka terjadi kebocoran pada stator coil dan harus diganti. 


6. Pemeriksaan Panjang  Brush ( Sikat )
Pemeriksaan panjang brush
Pemeriksaan panjang brush

Dengan menggunakan penggaris, ukurlah panjang Brush. 
Ukuran standar     : 20 mm 
Ukuran minimum : 6 mm

Ganti brush jika sudah melebihi batas minimum.