Kamis, 16 Februari 2017

Cara Kerja Turbo Charge Pada Mesin Diesel


Turbo charger Pada Kondisi Normal

Dalam perkembangan teknologi otomotif saat ini, terutama pada kenderaan diesel sudah hampir semua menggunakan  Turbo Charge, terutama pada kenderaan komersil. Peran penting yang dihasilkan oleh Turbo Charge sangat berarti besa, Mengapa?

Turbo Charge yaitu suatu mekanisme pembantu dalam sistem (suction) pemasukan udara dimana sistem ini digerakkan oleh gas buang yang memutarkan tubin diantara pipa gas buang. Dalam fungsinya Turbo Charge yaitu memampatkan udara masuk yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga (power) yang besar.

Turbo Charger Pada Kecepatan Rendah

Pada prinsipnya udara yang yang dipanaskan akan menghasilkan panas yang lebih di banding udara luar, sehingga besar kemungkinan tinbulnya Nox pada gas buang yang timbul akibat suhu di ruang bakar dia atas 1800⁰C yang mana ini sangat berbahaya bagi alam. Untuk mengurangi Nox pada gas buang maka ditambahkan suatu alat yaitu EGR (Exhaust Gear Recullation) yang berfungsi mensirkulasikan Nox yang timbul pada sistem pembakaran setelah keluar di saluran pembuangan akan di bakar kembali ke dalam ruang bakar.

Turbo Charger Pada Kecepatan Tinggi


Pada saat ini sistem yang menggunakan Turbo Charge biasanya sudah dilengkapi dengan Intercoolar / pendingin  yang mana ini adalah sistem tambahan  yang berfungsi mendinginkan udara yang dimampatkan. Pada kenyataannya udara yang dingin itu molekulnya lebih padat di bandingkan udara panas. Sehingga  akan menghasilkan power/tenaga  yang besar.

Perbedaan kendaraan yang menggunakan Turbo Charge Intercoolar dengan kenderaan diesel biasa yaitu apabila kenderaan mempunyai CC  yang sama, kendaraan yang menggunakan turbo akan. menghasilkan tenaga yang lebih besar dibanding dengan yang tidak menggunakan.

Selasa, 14 Februari 2017

Jenis - jenis Rem Tromol ( Drum Brake )


Rem tromol atau drum brake adalah jenis rem pada kendaraan yang masih digunakan hingga saat ini. Pengopresiannya biasanya digunakan untuk jenis pengermanan roda bagian belakang. Ketika brake linning bergesekan dengan brake drum, panas yang ditimbulkan dapat mencapai 200 ~ 300 derajat Celcius.

Adapun jenis-jenis rem tromol yaitu :

1. Leading And Trailing
Jenis rem tromol Leading and trailing
Satu wheel cylinder dengan dua piston yang mendorong brake shoe bagian atas untuk menekan tromol. Pada Jenis rem ini, bagian leading shoe lebih cepat habis dibanding bagian trailing shoe.

2. Two Leading

Jenis Rem tromol Two Leading Shoe

Tipe ini mempunyai dua wheel cylinder yang masing – masing memiliki satu piston. Keuntungan adalah  pada saat kendaraan bergerak maju,  kedua sepatu rem  menjadi leading sehingga rem. menjadi lebih pakem. 

3. Dual Two Leading

Jenis rem tromol dual two leading
Tipe ini mempunyai dua wheel cylinder yang masing – masing memiliki dua piston.  Efek pengereman yang terjadi sangat baik pada saat kendaraan maju maupun mundur.  

4. Uni Servo
Jenis Uni Servo 

Tipe ini mempunyai satu wheel cylinder dengan satu piston. Dan  pada  Adjusting silinder (penyetel silnder)  dapat bergerak bebas.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
Kerugiannya  :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing

5. Duo Servo 
Jenis Rem Tromol Duo Servo

Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe Uni servo. Jadi rem jenis ini menggunakan satu wheel cylinder dengan dua piston dan adjusting cylinder yang dapat bergerak bebas. Sehingga pada saat kendaraan bergerak maju atau mundur kedua sepatu rem berfungsi sebagai leading shoe

Cara Mudah Menghitung Tekanan Pada Rem

Pada rem jenis hidrolik, media yang digunakan untuk menekan setiap komponen piston yaitu cairan. Oleh karena itu, untuk menghiutng setiap tekanan pada rem kita bisa menggunakan prinsip-prinsip hukum pascal. Didasarkan pada prinsip tuas yang merubah gaya penekanan pedal yang kecil menjadi besar.

"Tekanan zat cair akan diteruskan ke segala arah dengan tekanan yang sama besar"


Tekanan dibangkitkan oleh master silinder dan diteruskan ke pipa – pipa saluran dan ke silinder roda


Rumus hukum pascal
Keterangannya :
A – Jarak pedal ke fulcrum(cm)
B – Jarak pushrod ke fulcrum(cm)
F1 – Gaya penekanan pedal(kg)
F2 – Gaya pushrod(kg)

Tekanan pada rem

Penjelasan : 

a. Silinder 1   
20 / 10 x 300 = 600 Kg

b. Silinder 2 
20 / 10 x 300 = 300 Kg

c. Silinder 3 
5 / 10 x 300 = 150 Kg
     

Fungsi Sistem Pengereman


1. Fungsi Rem
Fungsi sitem pengereman pada kendaraan yaitu mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan serta  memungkinkan parkir ditempat yang menurun. Selain itu juga sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.

2. Komponen Rem
Adapun komponen-komponen sistem pengeraman yaitu :


1. Disc Brake : Piringan rem bagian depan yang berfungsi sebagai komponen yang dijepit pada saat rem di tekan
2. Proportioning Valve : Sebagai katup pengimbang tekanan antara rem bagian depan dan belakang
3. Brake Boster : Melipat gandakan tenaga yang berasal dari brake pedal
4. Brake Pedal : Sebagai pedal penginjak rem bagi pengemudi
5. Parking brake Lever : Tuas untuk menarik rem parkir
6. Drum brake : Drum rem bagian belakang yang berfungsi sebagai komponen yang ditekan pada saat rem di tekan
7. Parking brake cable : Kabel rem belakang
8. Master slinder : menekan cairan rem 

3. Prinsip Kerja Rem
Merubah energi gerak menjadi energi panas. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistim gabungan penekanan melawan sistim gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua benda.

Prinsip Kerja Rem
4. Jenis-jenis Rem
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.

Jenis-jenis rem
~  Rem kaki ( Foot brake ), dioperasikannya menggunakan kaki untuk mengontrol 
    kecepatan dan menghentikan kendaraan
~  Rem Parkir (Parking brake ) untuk menahan kendaraan supaya tidak mudah 
    bergerak pada saat parkir 
~ Rem tambahan ( auxiliary brake ) untuk membantu rem kaki, umumnya digunakan 
   pada kendaraan besar dan berat




Cara Mudah Mengukur Celah Oli Menggunakan Plastic Gauge

Plastic Gauge

Fungsi dari sistem pelumasan yaitu sebagai pelumas setiap komponen - komponen pada mesin yang meminimalisir terjadinya keausan. Selain sistem pelumasan, celah setiap komponen yang bergesekan juga harus diperhatikan. Karena jika salah dalam pengencangan, maka hal ini dapat merusak komponen tersebut karena pelumas yang tidak bisa masuk ke dalam celah-celah komponen yang bergesekan.

Berikut ini adalah alat yang digunakan untuk mengukur dengan mudah celah - celah komponen mesin yang saling bergesekan menggunakan media Plastic Gauge. Plastic Gauge terbuat dari bahan plastic yang lembut (seperti Mie). Terdapat 3 varian warna yang menunjukkan perbedaan ketebalan.

Penampang celah Oli
Keterangan gambar

No 1. Plastic gauge 
No 4. Crank Pin
No 5. Bantalan 
No 6. Cap Conecting Rod
No 7. Conecting Rod (batang Piston)
No 8. Celah Oli 














Cara Penggunaannya yaitu 
1. Bersihkan crankshaft ( poros ), metal dan dudukan metal pada blok dari kotoran dan oli
2. Potong plastigage sesuai dengan lebar bantalan yang akan di ukur
3. Letakkan plastigage pada bagian atas poros
* ( Plastci gauge tidak boleh tertindih poros atau terjepit sebelum digunakan)
Menggunakan plastic gauge

4. Pasang bearing Cap Cover, pada poros dan kencangkan baut pengikatnya sesuai dengan spesifikasi tosinya menggunakan kunci momen ( Torque Wrench).
Mengencangkan Bearing Cap


5.Lepaskan bearing cap, gunakan skala pada plastigage sleeve untuk mengukur celah oli.
6. Ukur celah oli, dengan mengukur plastigage pada daerah paling lebar akibat terjepit.



Kesimpulannya :
Jika plasticgauge nya lebar, maka celah oli kecil. Hal ini karena tekanan jepitnya besar
Jika plasticgauge nya kecil, maka celah oli besar. Hal ini karena tekana jepitnya kecil









Kamis, 02 Februari 2017

Cara Menghitung Perbandingan Gigi Pada Transmisi Mobil


Pada saat kendaraan mulai berjalan atau menanjak, memerlukan moment yang besar untuk itu dibutuhkan beberapa bentuk mekanisme perubah moment. Sedangkan pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan yang tinggi pada jalan datar moment yang besar tidak diperlukan lagi, karena moment mesin cukup untuk menggerakkan kendaraan.

Berikut ini adalah cara menghitung perbandingan gigi transmisi,

1. Rumus perbandingan 2 roda gigi

Konstruksi Perbandingan 2 gigi


GR (Gear Ratio) = Gigi yang diputar (B) 
                               Gigi yang memutar (A)

Contoh : Gigi A jumlah giginya : 24
               Gigi B jumlah giginya : 35

jadi hasil perbandingannya yaitu  35/24 = 1,458 
Artinya, Untuk memutarkan 1 x putaran penuh gigi B, maka gigi A harus berputar sebanya 1,458 kali putaran.


2. Rumus Perbandingan 4 Roda Gigi
Konstruksi Perbandingan 4 Gigi
 Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear Percepatan
D = Gigi Percepatan

Sedangkan rumusnya yaitu :
Rumus perbandingan 4 roda gigi
Contoh:
Hasil analisa tranmisi mobil Suzuki Katana 5 speed diperoleh hasil sebagai berikut :
Gigi Percepatan 1 
A = 24
B = 35
C = 15
D = 36

Hasil = 35/24  X 36/15 = 3,5
Artinya : Pada kecepatan gigi 1, untuk memutrakan poros output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 3,5 kali.

Gigi Percepatan 2 
A = 24
B = 35
C = 25
D = 32

Hasil = 35/24 X 32/25 = 1,9
Artinya : Pada kecepatan gigi 2, untuk memutrakan poros output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,9 kali.

Gigi Percepatan 3
A = 24
B = 35
C = 31
D = 29

Hasil = 35/24 X 29/31 = 1,3
Artinya : Pada kecepatan gigi 3, untuk memutrakan poros output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 1,3 kali.

Gigi Percepatan 4
Gigi percepatan 4 mempunyai perbandingan putaran 1 : 1, karena poros input selaras (sejajar) dengan poros Output.

Gigi Percepatan 5
A = 24
B = 35
C = 44
D = 23

Hasil = 35/24 X 23/44 = 0,77
Artinya : Pada kecepatan gigi 5, untuk memutrakan poros output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 0,77 kali.

3. Rumus Perhitungan Pada Posisi Mundur

Konstruksi Putaran Transmisi pada Posisi Mundur


 Keterangan gambar :
A = Gigi Input
B = Gigi Counter Gear Input
C = Gigi Counter Gear mundur
D = Gigi Percepatan Mundur
E = Idle Gear

Rumusnya yaitu :
Rumus Gigi Mundur
Contoh :
A = 24
B = 35
C = 19
D = 41
E = 33

Hasil = 35/24 X 33/19 X 41/33 = 3,146
Artinya : Pada kecepatan gigi mundur, untuk memutrakan poros output 1 kali  putaran penuh, maka poros input harus berputar sebanyak 3,146 kali. Perbedaanya, pada posisi ini putaran poros output berlawan dengan poros input

Rabu, 01 Februari 2017

Mengenal dan Merawat Batrai Dengan Benar


Baterai merupakan komponen paling vital bagi setiap kendaraan. Hampir dipastikan, semua kendaraan bermotor mempunyai batrai dengan beragam tegangan dan jenisnya yang disesuaiakan dengan kebutuhan masing-masing. Oleh karena fungsinya yang sangat penting, maka kita wajib mengetahui jenis-jenis batrai dan juga cara perawatan yang sederhana agar baterai bisa dipakai dalam waktu yang relatif lama.

1. Fungsi Batrai

Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik yang dibutuhkan oleh komponen-komponen listrik pada kendaraan. Selain itu, fungsinya juga menyimpan arus listrik pada saat kondisi mesin mati ( belum dihidupkan ).

Bagian-bagian Baterai
2. Jenis-jenis Baterai
Batrai yang digunakan pada kendaraan bermotor  ada dua macam, yaitu baterai basah dan baterai kering. Kedua baterai ini mempuyai perbedaan cara merawatnya.
a. Baterai Basah
Baterai basah memerlukan perawatan yang ekstra bagi pemiliknya. Karena baterai ini lebih sering terjadi korosi pada terminalnya akibat dari cairan aki yang keluar saat terjadi pengisian (charging). Sehingga apabila hal ini dibiarkan, maka terminal kabel akan putus. Selain itu, jenis baterai ini juga harus memerlukan penambahan air baterai jika sudah melewati batas minimum (lower) pengisian air baterai.




b. Baterai Kering
Berbeda dengan jenis baterai basah, baterai kering mempunyai keunggulan karena baterai ini tidak memerlukan perawatan yang begitu ekstra bagi pemiliknya. Batrai ini juga sering disebut sebagai matrai Free Maintenance (bebas perawatan). Tidak memerlukan penambahan ulang air batrai dan juga tidak terjadinya korosi pada terminal baterai. Hanya saja jenis baterai ini lebih mahal dibanding baterai basah.

3. Mengukur Berat Jenis Elektrolit dan Tinggi air Baterai
Cara paling sederhana untuk mengukur berat jenis electrolit adalah menggunakan Hydrometer.
Skala dibaca dengan meletakkan sejajar dengan permukaan cairan. Rata-rata berat jenis batrai pada suhu kamar (20 derajat celcius) yaitu 1,25 - 1,27.
Sedangkan tinggi air baterai yang paling baik yaitu tepat berada ditengah diantaranya garis Lower (bawah) dan Upper (atas).

4. Mengetahui Karakteristik  Berat Jenis Elektrolit

Berat jenis electrolit baterai,  akan berubah jika temperaturenya berubah. Setiap terjadi perubahan suhu 1derajat Celcius, maka berat jenis baterai akan berubah 0,0007.
Hubungan antara berat jenis elektrolit dan isi baterai ditunjukkan seperti gambar dibawah ini.
Umumnya jika temperatur ruangan adalah 20 oC dan berat jenis elektrolit adalah 1,26 maka kapasitas isi baterai tersebut dalam kondisi penuh.



5. Menentukan Besar Arus Pengisian Baterai
Untuk menjaga agar baterai kita awet, maka pada saat kita akan melakukan penyetruman baterai, besarnya arus yang kita masukkan tidak lebih dari 10%, dari kapasitas kekosongan baterai.
Berdasarkan grafik dibawah ini,  kita dapat menghitung berapa tingkat kekosongan baterai, dan berapa besar arus yang harus kita masukkan.



Contoh : 
Kode baterai NS40
Kapasitas arus yang dapat disimpan baterai tersebut adalah 32AH
Jika hasil pengukuran BJ elektrolit menunjukkan 1,20 maka tingkat kekeosongan baterai tersebut adalah ½ 
Jadi arus yang dibenarkan untuk pengisian baterai adalah :
0,5 x 32x10% = 1,6 ampere.



Mengenal Bola Lampu


Fungsi lampu pada kendaraan yaitu sebagai sistem penerangan dan juga sebagai tanda-tanda tertentu dalam berkendaraan. Sedangkan sistem penerangan yaitu sebagai penerang jalan saat berkendaraan di malam hari

Konstruksi lampu kepala (head lamp) ada dua jenis yaitu :

1. Sealed Beam
Yaitu konstruksi bola lampu yang menyatu dengan covernya (rumahnya). Jadi jika lampu tersebut rusak, maka penggantiannya harus semuanya diganti. Jenis bola lampu ini biasanya ada pada mobil-mobil zaman dulu. Jenis bola lampu ini mempunyai kelebihan yaitu tidak terjadinya pengembunan didalam tabung.
2. Semi Sealed Beam
Tipe bola lampu ini terpisah antara bola lampu dengan rumahnya. Jadi jika terjadi kerusakan/putus bola lampunya, maka yang diganti hanya bola lampunya. Lampu semi-sealed beam ada beberapa macam
 a.  Conventional type
 b.  HID ( High Intensity Discharge ) Head Light system
 c. Multi – Reflector Head Light
 d.  Projector Headlight

Pada lampu tipe ini juga kita harus berhati-hati dalam menggatinya, diantaranya yaitu pada saat penggantian bola lampu jangan memegang kacanya. Karena akan cepat merusak bola lampu tersebut akibat sentuhan tangan kita yang mengandung kadar garam dari kringat.



Filamen pada setiap lampu berbeda-beda. Ada yang single (satu)  dan double ( dua). Penggunaan bola lampu single filamen digunakan untuk satu lampu yang mempunyai satu fungsi. Contohnya seperti lampu mundur, lampu cabin dan lain-lain. Sedangkan penggunaan bola lampu double filamen digunakan untuk satu lampu yang mempunyai dua fungsi. Contohnya yaitu lampu kepala yang teridiri dari lampu jauh dan dekat serta lampu kota belakang dengan lampu rem.

Pengenalan Body Electrical



Berikut ini beberapa hal yang bisa anda lihat sebagai basic (dasar) untuk mempelajari kelistrikan body pada kendaraan. Diantaranya yaitu :

1. Rangkaian Seri 

2. Rangkaian Paralel

3. Simbol - simbol  Electronic


4. Simbol Conector



5. Warna Kabel
6.  Jenis Fuse (sekering)



7.  Circuit Brekaer



Penjelasan Wering dan Rangkaian Sistem Pengapian

1. Rangkain Resistor Pada Coil
Pada rangakian diatas  ialah jenis rangkaian coil yang menggunakan external  resistor yang mana tegangan yang masuk ke dalam kumparan primer, tegangannya juga di bypass melalu stater yang berfungsi sebagai penambah tegangan pada saat pemutara awal engine. Dimana  tegangan drop digunakan untuk memutarkan motor stater.

Dalam rangkaian diatas  yang benar ialah rangkain yang dari ST di beri dioda yang berfungsi mencegah motor stater berputar pada saat IG ,rangkain juga bisa dari ST 1 atau ST 2.   Adapun fungsi dari resistor itu sendiri ialah untuk mengurangi penurunan tegangan pada kumparan skunder pada kecepatan tinggi, juga untuk menstabilkan arus yang masuk pada kumparan primer pada kecepatan tinggi. Mengapa demikian ? Karena kecepatan mesin akan mempengaruhi waktu pembukaan dan penutupan platina yang mana dengan rpm mesin yang bertambah maka semuanya terjadi sangat singkat dibandingkan pada saat idle.

Pada kenyataannya coil akan mengeluarakan teganagn yang besar apabila penutupan platina lama.Sedangkan yang kita ketahui bahwa apabila rpm mesin naik maka pembukaan dan penutupan platina semakin cepat .maka untuk mengurangi penurunan tegangan pada koil dibutuhkanlah resistor tersebut .                    

2. Diagram Perbandingan Kenaikan Arus Coil Terhadap Waktu
Diagram Kenaikan Arus Pada Coil

Gambar diatas ialah perbedaan antara coil dilengkapi  resistor dengan coil tanpa resisitor .Pada sekarang ini coil didesain ada yang dilengkapi resistor dan coil tanpa resistor .Dapat kita simpulkan bahwa coil yang dilengkapi resistor mempunyai tahanan yang lebih kecil di bandingkan yang tidak menggunakan resistor.Pada coil tanpa resistor mempunyai tahan yang besar sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer dapat mencukupi terjadinya medan magnet. Sedangkan coil yang dilengkapi resistor mempunyai tahanan yang lebih kecil sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mencukupi terjadinya kemagnetan pada kumparan primer. 

Dan pada diagram juga dapat kita baca  bahwa perbandingan antara waktu(t) dan arus yang mana keduanya bertujuan untuk menimbulkan arus yang besar dan dengan waktu yang singkat.Jadi apabila kita lihat gambar diatas ialah coil yang dilengkapi resistor membutuhkan waktu yang cepat untuk menghasilkan arus yang besar sedangkan coil tanpa resistor membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan arus yang besar.

3. Diagram Kecepatan Terhadap Primary Coil



Keterangan gambar diatas ialah perbandingan antara lamanya penutupan palatina dengan waktu yang dibutuhkan dengan arus yang dihasilkan pada coil dilengkapi dengan resistor(garis biru ), coil tanpa resistor (  garis pink   ) dan coil dilengkapi resistor tetapi resistornya tidak dipasang (merah).
Kecepatan rendah:
a. Coil dengan resistor : Kejadian yang terjadi pada coil ini ialah akan menghasilkan arus yang tinggi pada kondis inormal .
b. Coil tanpa resistor: Coil tanpa resistor pada kecepatan rendah akan menghasilkan arus yang sama dengan dengan coil yang di lengkapi dengan resistor .
c. Coil dilengkapi resistor tetapi resistornya tidak di pasang : Dibandingkan dari kedua resistor yang lain, kejadian yang terjadi pada coil ini ialah akan menghasilkan arus yang lebih tinggi dari yang maksimal, tetapi efek negatip yang terjadi pada coil ini ialah  akan cepat panas yang mengakibatkan akan timbul tahan yang lebih besar yang berpengaru pada kondisi kerja mesin.(mogok)
Kecepatan tinggi:
a. Coil dilengkapi resistor :Pada kecepatan tinggi coil ini akan menghasilkan arus hampir maksimal di bandingkan dengan saat kecepatan rendah .
b. Coil tanpa resistor:Pada kecepatan tinggi ini coil ini hanya dapat menghasilkan arus  setengah dibandingkan pada saat kecepatan rendah.
c. Coil  dilengkapi resistor tetapi tidak di pasang: Pada kecepatan tinggi coil ini bisa menghasilkan arus yang maksimal tetapi juga perlu kita ingat bahwa panas yang ditimbulkannya akan menjadi tahanan bagi coil  tersebut sehingga juga kemungkinan coil itu tidak dapat menghasilkan mutual induksi yan besar.

4. Fungsi Kondensor


Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa pada saat contac platina terbuka yang mana untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api pada kontak platina yang mana arus yang akan meloncat antara platina akan diserap oleh kondensor dan akan dikembalikan pada saat kontac platina tertutup kembali. Dimana apabila sistem ini tidak dilengkapi condensor maka akan terjadi loncatan bunga api antara kontac platina yang berasal dari self induksi dari primeri coil sehingga contac platina akan cepat habis juga hal ini tidak akan memaksimalkan terjadinya mutual induksi pada kumparan skunder coil.Juga perlu kita ketahui bahwa kondensor yang bocor pada sistem ini akan berakibat tidak timbulnya tegangan yang besar dari coil ,Mengapa karena apabila terjadi kebocoran maka akan langsung berhubungan dengan masa yang berakibat tidak terjadinya keruntuhan magnet pada kumparan primer coil. 

Kalau kita berbicara sistem pengisian ada sebagian alternator yang dilengkapi dengan kondensor yang terpasang pada output terminal batrai alternator yang berpungsi untuk menegah arus yang besar yang berpengaruh pada sistem radio.Output yang keluar dari alternator belum sepenuhnya adalah DC ,hal ini dapat kita periksa dengan oskiloskop .kebocoran salah satu dioda juga dapat kita periksa secara manual yaitu dengan adanya bunyi “nging “ pada laudspeaker audio yang mana apabila kita naikkan rpm maka bunyi semakin membesar .

Penyerapan arus oleh condensor

Dapat kita lihat bahwa pada saat kontak platina tertutup bahwa arus primerinya kecil.Seiring dengan pembukaan platina maka arus primeri coil semakin naik .Apabila tidak dilengkapi dengan condensor maka akan terjadi percikan api pada platina (Point arcing)sampai platina akan menutup kembali, sedangkan yang menggunakan condensor arus yang besar akan langsung drop(mengecil) dengan waktu yang lebih singkat (T1) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan condensor (T2).

5. Pengapian Pada Ruang Bakar


Apabila kita lihat diagram dapat kita pelajari bahwa antara tekanan dengan siklus pada piston yang mana pada titik 1 ialah terjadinya pengomperesan campuran bahan bakar udara .Pada titik 2 ialah tekanan maksimal pada ruang bakar apabiala tidak terjadi pembakaran didalam ruang bakar.Dan apabila terjadi percikan bunga api maka akan terjadi rambatan pembakaran  pada campuran yang mana ini bertujuan untuk menghasilkan tekanan yang paling besar pada 10 ⁰ setelah TMA. 

Apabila bahan bakar yang kita gunakan oktannya bertambah besar(pertamax) maka kita perlu mengajukan pengapian yang mana semakin besar angka oktan maka semakin besar daya tahannya sehingga apabila tidak dimajukan akan berakibat tidak terjadinya pembakaran yang sempurna (bahan bakar mentah ).

6. Sudut Pengapian


Pada gambar diatas ialah  sudut pengapian yaitu dari awal menutupnya platina (C) sampai awal membukanya   platina(B). Pada gambar diatas sudut dwel ialah sudut lamanya pelatina menutup.Yang mana abapila kita periksa menggunakan tune up tester celah platina yang kecil akan menghasilkan sudut dweel yang besar, sebaliknya apabila celah paltina besar maka sudut dwel yang diperoleh kecil pada tune up tester. Apabila celah paltina besar maka celah antara antara rubbing block kecil, sebaliknya apabila celah platina kecil maka celah platina maka celah rubbing bock besar. Jadi kesimpulannya ialah yang diukur pada tune up tester untuk mengukur sudut dwel ialah sudut penutupan platina .