Kamis, 30 November 2017

Komposisi Pada Kendaraan Mobil

komposisi kendaraan mobil
Komposisi kendaraan mobil 
Setiap kendaraan mempunyai banyak komponen, dari banyaknya komponen - komponen pada kendaraan, terpadat beberapa komponen - komponen inti ( komposisi ). Begitu juga dengan kendaraan mobil yang terdiri dari beberapa komponen ( komposisi ) yang berfungsi saling berkaitan agar kendaraan dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh para pemiliknya. Selain aman, kenyamanan juga menjadi faktor penting.

Komposisi pada kendaraan mobil diantaranya yaitu :

1. Mesin 
mesin mobil

Mesin adalak komponen yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga, seperti kecepatan, torsi dan tenaga untuk memutarkan roda melalui poros pembantu. Mesin pada mempunyai jenis yang berbeda beda, seperti mesin bensin, mesin diesel, mesin tenaga listrik, mesin tenaga hidrogen dll.

2. Pemindah daya
pemindah daya
Pemindah daya pada kendaraan

Pemindah daya adalah komponen yang berfungsi untuk mentransferkan tenaga dari mesin ke roda - roda kendaraan. Yang termasuk pemindah daya pada kendaraan mobil diantaranya yaitu Transmisi, poros profeler dan diprensial. Kesemua komponen ini bekerja saling berkaitan satu sama lain.

4. Chasis 

chasis mobil
Chasis Mobil

Chasis adalah komponen pada kendaraan yang berfungsi sebagai penunjang faktor keamanan dan kenyamanan. Komponen - komponen yang termasuk dalam kategori chasis yaitu suspensi, sisten kemudi dan rem. Ketiga komponen ini bekerja tidak saling berkaitan dan mempunyai sistem kerja yang saling berbeda. Suspensi sebagai peredam getaran yang diterima oleh kendaraan akibat dari jalan yang tidak rata. Sistem kemudi berfungsi sebagai pengarah lajunya kendaraan yang dikendalikan oleh pengemudi. Sedangkan rem berfungsi untuk memperlambat dan memberhentikan kendaraan dimanapun berada sesuai dengan keinginan pengemudi.

5. Kelistrikan Mesin
kelistrikan mesin mobil
kelistrikan mesin mobil

Kelistrikan mesin berfungsi untuk mensuplai tegangan listrik ke komponen - komponen listrik pada mesin. Dimana kelistrikan mesin mempunyai keterkaitan akan kinerja mesin. Jika kelistrikan mesin ini tidak bekerja, maka mesin akan menjadi rusak dan lebih parahnya juga  tidak akan bisa hidup Contoh kelistrikan mesin yaitu pada sistem pengapian, sistem stater dan sistem pengisian. 

6. Kelistrikan Body

kelistrikan body
Kelistrikan body

Kelistrikan body merupakan komponen penunjang pada setiap kendaraan. Ada atau tidaknya sistem ini, kendaraan masih dapat hidup dan berjalan. Namun, faktor keamanan dan kenyamana tidak akan tercapai secara maksimal. Yang termasuk dalam kategori komponen - komponen kelistrikan body yaitu lampu kepala, lampu kota, lampu belok, lampu kabut, lampu rem dan  lampu kabin. Kesemuanya mempunyai fungsi yang berbeda - beda.

7. Body
body mobil

Body adalah komponen pelindung bagi para penumpang kendaraan. Selain sebagai faktor kenyamanan, body juga harus mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dari ancaman kecelakanan ataupun benturan dari luar. Selain itu, body juga mempunyai faktor aerodimanis dan sebagai bentuk sebuah kendaraan yang mana faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap daya jual sebuah kendaraan. Karena  dominan  masyarakat akan membeli mobil yang hanya dilihat dari bentuk bodinya saja.

Rabu, 29 November 2017

Jenis - jenis Ban Menurut Karakteristiknya

Ban adalah komponen vital pada setiap kendaraan. Ban menjadi salah satu faktor penentiu kenyamanan saat berkendara. Selain itu, ban juga dapat mempengaruhi performa traksi ( gaya gesek ) pada jalan. Oleh karenanya, memiliki jenis ban yang tepat adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan kenyamanan dan performa pada kendaraan kita.

Pilihlah ban sesuai dengan kondisi jalan yang akan kita lalui menggunakan kendaraan kita. Karena ternyata, banyak jenis - jenis ban yang ada dipasaran dimana jenis - jenisnya berbeda sesuai dengan karakteristik jalan yang akan dilewati. 

Secara konstruksi, ban dibagi menjadi dua yaitu ban bias dan ban radial.  Dimana pada kedua jenis ban ini, bentuk dan lilitan benangnya berbeda.

Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan ban. Seperti, tipe ban yang sesuai dengan kondisi  permukaan jalan yang dilalui, atau tipe ban sesuai dengan fungsinya, bahkan dapat juga dikelompokkan menurut karaketeristiknya.

1. Ban Salju ( snow tires )


ban salju
Ban salju


Ban salju didesain untuk menjaga kemampuan manuver pada jalan berlumpur atau jalan yang tertutup salju. Ini dilakukan dengan menyediakan lebih banyak balok pada pola tapak, dan membuat balok ini lebih dalam dan berjauhan satu sama lainnya. Ban ini menggabungkan pola tapak lug yang efektif meneruskan gaya gerak, dan pola rib untuk mengurangi selip-sisi.
Karakteristik
a. Lebih sedikit slip-sisi dan tenaga tarik lebih besar, dan kemampuan stabilitas pengendalian                 pada saat pengereman lebih baik.
b. Kemampuan manuver yang lebih baik ketika berbelok dan berganti jalur.
c. Lebih gampang keluar dari alur bekas roda.
d. Resistensi gulir lebih kecil.
e. Lebih sedikit getaran dan bunyi.

Karena tapak ban salju kurang keras dari tapak ban normal, stabilitas pengendaraan kecepatan tinggi pada permukaan jalan kering ban ini kurang baik. Pada keadaan ini menjadi sulit membelok.

2. Ban Perpaku ( Spiked Tires )
ban paku
Ban Paku

Ban salju bekerja dengan baik pada jalan yang tertutup salju, tetapi mempunyai sedikit kemampuan untuk mencengkeram permukaan jalan es. Ban berpaku dibuat untuk memberikan stabilitas berkendara yang lebih baik pada kondisi tersebut.  Penampilannya sama dengan ban salju, dikombinasikan dengan paku metal, yang akan mencengkeram permukaan es untuk meneruskan gaya gerak dan gaya rem kendaraan.

Tetapi, melengkapi kendaraan hanya dengan ban berpaku saja tidak menjamin keselamatan berkendara pada jalan bersalju atau jalan ber-es.  Kendaraan harus tetap dijalankan dengan sangat hati-hati. Juga penggunaan ban berpaku pada kendaraan yang bebas salju dan es harus dihindari, karena ini tidak saja mempercepat aus-nya paku, tetapi juga rusaknya permukaan jalan dan menimbulkan polusi bagi udara dengan berterbangannya partikel-partikel beton dan aspal.

Pihak yang berwenang di beberapa negara dan daerah melarang penggunaan ban berpaku serta rantai ban karena alasan ini.

3. Ban Stud Less
ban stud Less
ban stud less

Di masa lalu, ban berpaku terutama digunakan pada jalan bersalju dan ber-es. Tetapi, karena penggunaan ban berpaku telah dilarang di beberapa negara, ban stud less dibuat untuk memfasilitasi kendaraan untuk bergerak di atas jalan ber-es tanpa menggunakan paku.  Ban stud less menggunakan tapak karet khusus, yang memiliki kemampuan seperti ban salju, untuk mencegah kehilangan fleksibilitas pada temperatur yang sangat rendah sekalipun.

Dengan tapak khusus ini memungkinkan ban dapat menyentuh permukaan jalan secara memadai,  bahkan ketika jalan tertutup salju atau es. Sebagai tambahan, sesuai dengan banyaknya potongan kecil pada permukaan tapak, yang disebut "sipes", ban dapat dengan efektif menggali dan membuang es dan salju, memungkinkan ban mendapatkan gaya gerak dan gaya rem yang memadai. Namun, ada beberapa kasus dimana performa ban stud less tidak terbukti ketika digunakan pada beberapa kondisi jalan dan cara berkendara tertentu. Oleh karena itu, utamakan kewaspadaan saat berkendara di jalan bersalju atau ber-es, bila perlu gunakan rantai ban. 

4. Ban Segala Cuaca ( All Weather / All Seasion Tires )
Ban segala cuaca
ban segala cuaca

Ban segala-cauca telah dimodifikasi untuk meningkatkan performa berkendara pada permukaan jalan yang berpasir atau yang tertutup salju. Ini adalah ban multi-guna, yang dapat dipakai sepanjang tahun, karena memiliki karakteristik ban normal dan ban salju.

Grafik di sebelah kiri menunjukkan perbandingan performa ban segala-cuaca dan ban biasa (lingkaran dalam grafik). Semakin jauh nilai jatuh pada sisi luar lingkaran, semakin besar kemampuan keterkaitannya.

Ban segala-cuaca memiliki sebuah steel-belted radial-ply carcass dan pola tapak densely-siped block untuk meningkatkan tenaga tarik dan resistensi selip-sisi. Alur tapak pada ban segala-cuaca lebih dangkal dari ban salju tetapi lebih dalam daripada ban biasa. Ini artinya mereka dapat menstabilkan kendaraan di salju untuk dapat mencengkeram jalan

5. Ban Pasir ( Sand Tires )
Ban pasir
Ban pasir

Ban ini didesain untuk dapat bergerak pada area yang berpasir.
Tapak ban ini lebar, dan pola tapak berusuk dengan alur dangkal yang mencegahnya dari kerusakan melalui lapisan teratas lapisan pasir atau tanah.
Jadi, carcass ban ini dibuat agar dapat mengangkut beban berat meski pada waktu tekanan ban rendah.

Ini Dia Penyebab Bunyi Pada Ban Saat Berkendara

Pernahkah anda menyadari bahwa ban pada kendaraan anda menimbulkan bunyi pada kecepatan rendah ataupun tinggi ?. Pada dasarnya semua ban akan menimbulkan bunyi saat berputar. Bunyi pada ban merupakan sebuah kewajaran ( tidak berbahaya ) yang diakibatkan oleh bentuk pola - pola dari telapak ban itu sendiri. Dan bunyi ini juga tidak menimbulkan gejala - gejala kerusakan pada kendaraan anda.

Pola telapak ban yang berbeda - beda mengibatkan menimbulkan bunyi yang berbeda - beda pula. Oleh karenanya sebagai pemilik kendaraan, kita harus sedikit memiliki pengetahuan tentang ini.

Baca juga : Jenis - jenis pola telapak ban 

Noisi pola adalah yang paling terdengar dari bunyi ban. Alur tapak yang mengenai permukaan jalan mengandung udara, yang terjebak dan tertekan di antara alur tapak dan permukaan jalan. Ketika tapak meninggalkan permukaan jalan, udara yang tertekan keluar dari alur, menyebabkan bunyi.

Bunyi pada pola telapak ban
Bunyi pada pola telapak ban

Bunyi pola meningkat jika desain tapak sedemikian rupa sehingga udara lebih mudah terjebak pada alur. Pola balok atau lug, misalnya, lebih mudah menghasilkan bunyi dari pada pola rib. Frekuensi bunyi meningkat seiring dengan kecepatan kendaraan.  Karena bunyi pola tergantung pada pola tapak, maka pola dapat didesain untuk meminimalkan hal ini. Apa yang kelihatannya sederhana, seperti misalnya pola pengulangan lug dan zigzag, mungkin mengandung variasi-variasi yang tidak kentara dari celah pola.

Selasa, 28 November 2017

Pembongkaran, Pengukuran Dan Pemasangan Pompa Oli Mesin Mobil

Pompa oli memiliki peran yang sangat pintal pada sistem pelumasan. Komponen ini berfungsi menghisap oli dari panci oli lalu menekannya untuk diteruskan ke semua komponen - komponen yang akan dilumasi. Oleh sebab itu, mejaga performanya menjadi hal yang sangat penting agar tidak terjadi kerusakan - kerusakan komponen yang lain akibat tidak bekerjanya pumpa oli.

Apabila terjadi masalah pada pompa oli mesin mobil jenis HC, maka segeralah lakukan perbaikan dengan melihat panduan dibawah ini.

1. PEMBONGKARAN KOMPONEN

a. Melapas Tutup Pompa Oli
Dengan menggunakan impact screw driver ( obeng ketok ), bukalah baut penutup rotor dengan hati-hati.
membongkar pompa oli
Pembongkaran tutup pompa oli


b. Melepas Rotor Pumpa Oli
Lepas rotor pumpa oli dengan cara diangkat menggunakan tangan dan dialarang keras mencongkelnya.

Melepas rotor pompa oli
Melepas rotor pompa oli

c. Melepas Counter Pin / Pin Penahan Pegas
Gunakan Nedle Lose Plier  untuk melepas counter pin. Hal yang harus diperhatikan pada saat membuka yaitu, pastikan pegas ditahan dengan kain atau alat lain agar ketika  terbuka tidak loncat ke sembarang tempat.

melepas counter pin pompa oli
Melepas Counter Pin pompa oli

d. Melepas Relief Valve
   - Lepas penahan pegas
   - Lepas pegas
   - Lepas relief valve ( piston )
Hati – hati pada saat melepas piston.
Ada kalanya piston ini macet oleh adanya endapan karbon, apabila kita melepas piston dengan pemaksaan dapat menyebabkan Piston atau body pompa menjadi bocor untuk itu bersihkan terlebih dahulu silinder relief valve baru kemudian keluarkan piston dengan cara menariknya menggunakan jari tangan.

melepas relief valve
melepas relief valve



2. PEMERIKSAAN KOMPONEN

a.  Body Pumpa
Periksa body pompa dari kemungkinan :
   - Keretakan
   - Keausan

pemeriksaan body pompa oli
Pemeriksaan body ponpa oli

b. Periksa Rotor Set
Periksa rotor set dari kemungkinan keausan.
Pemeriksaan Rotor Set


c. Pemeriksaan Relief Valve
    - Periksa relief valve pompa oli terhadap keausan ataupun cacat
    -  Periksa juga kondisi lubang silinder relief valve pompa oli terhadap keausan ataupun cacat
pemeriksaan relief valve
pemeriksaan relief valve


d. Pemeriksaan Pegas Kompresi
   - Periksa pegas kompresi dari keausan
   -  Ukurlah panjang bebas pegas kompresi menggunakan vernier califer ( sesuai dengan spesifikasi )
Catatan : Jika panjang bebas  pegas kurang dari nilai spesifikasi atau terdapat cacat, maka gantilah pegas dengan yang baru.
pemeriksaan pegas kompresi
pemeriksaan pegas kompresi


e. Pemeriksaan Penahan Pegas Relief Valve
   - Periksalah penahan pegas dari kemungkinan keuasan dan cacat
   - Jika terdapat keausan ataupun cacat, maka gantilah dengan yang baru.

pemeriksaan penahan pegas kompresi
pemeriksaan penahan pegas kompresi

f. Pemeriksaan Kerja Relief Valve
   - Berikan oli pelumas pada relief valve
   - Beri pelumas pada silinder relief valve pada body pompa
   - Masukkan relief valve ke dalam silinder
   - Perhatikan apakah relief valve dapat masuk dengan mudah serta dapat gergerak dengan lancar             dan    tidak macet.
   - Periksa apakah relief valve terlalu longgar terhadap body
pemeriksaan kerja relief valve
pemeriksaan kerha relief valve

g. Pengukuran Celah Body, Celah Ujung dan Samping
Untuk dapat melakukan pengukuran celah body, celah ujung dan celah samping maka pompa oli harus dirakit terlebih dahulu.
Prosedur merakit pompa oli :
   - Berikan minyak pelumas mesin pada body pompa tempat dudukan rotor.
   - Berikan pelumas pada rotor set
   - Masukkan rotor set ke dalam body pompa dengan tanda titik yang terdapat pada rotor set                     menghadap keluar ( pada saat terpasang tanda dapat terlihat secara langsung ) .
pengukuran celah body, celah samping dan celah ujung pumpa oli
Pengukuran celah body, samping dan ujung pompa oli


h. Pemeriksaan Tutup Pumpa Oli
Pemeriksaan ini dilakukan secara visual . Tujuannya untuk melihat adanya keausan dan kerusakan pada tutup pompa oli.
pemeriksaan tutup pompa oli
pemeriksaan tutup pompa oli


3. PEMASANGAN KOMPONEN

Sebelum merakit semua komponen pompa oli, pastikan semua komponen sudah dalam kondisi bersih. Keringkan setiap komponen menggunakan udara yang bertekanan ( kompresor ).

a. Memasang Relief Valve
   - Berikan oli pada relief valve
   - Masukkan relief valve ke silinder bodi pompa
   - Masukkan pegas dan penahannya ke dalam silinder bodi pompa
   - Sisipkan cotter pin yang baru bodi pompa dengan menekan pegas & tekuk cotter pin.
merakit relief valve
merakit relief valve


b. Memasang Rotor Set
Sebelum dipasang, beri minyak pelumas pada rotor . Rakit rotor set ke body pompa dengan tanda titik menghadap keluar ( ke arah badan kita ).

merakit rotor set
merakit rotor set


c. Memasang  Tutup Pompa Oli
Pasang tutup pompa oli. Kencangkan baut tutup pompa sesuai dengan spesifikasinya.

memasang tutup pompa oli
memasang tutup pompa oli





Senin, 27 November 2017

Fungsi Oli Mesin Dan Klasifikasinya

fungsi oli mesin
Fungsi Oli Mesin

Oli mesin melumasi berbagai macam part-part bagian dalam mesin. Oli mesin memiliki empat fungsi utama sebagai berikut:
1. Melumasi
2. Mendinginkan
3. Membersihkan
4. Merekatkan
Metode-metode klasifikasi yang menunjukkan karakteristik oli mesin adalah sebagai berikut:
a. SAE
b. API / ILSAC
c. ACEA

viskositas oli mesin
Viskositas oli mesin
 Klasifikasi viskositas oli berdasarkan indeks SAE:
Indeks ini menunjukkan temperatur ambient dimana oli tertentu dapat digunakan. (Sebagai contoh: "10W-30"). Semakin besar angkanya, semakin tinggi viskositas oli.

Oli dengan indeks viskositas yang menunjukkan rentang seperti SAE 10W-30 disebut oli "multi-grade" .
Semakin rendah angkanya, seperti "10," maka semakin kecil kemungkinan oli untuk mengeras pada temperatur rendah. Semakin tinggi angka kedua, seperti "30," semakin kecil kemungkinan oli menjadi kurus pada temperatur tinggi.
"W" berarti musim dingin ("winter"), menunjukkan bahwa viskositas ini adalah untuk penerapan pada temperatur rendah.


kualitas oli mesin bensin
Kualitas oli mesin bensin


Klasifikasi berdasarkan kualitas

Klasifikasi kualitas oli API:
Menunjukkan batas kondisi pengendaraan dimana oli dapat menahannya. Untuk mesin bensin, oli diklasifikasikan berdasarkan tingkat dari SA sampai SL, meskipun SE atau tingkat yang lebih tinggi digunakan pada kendaraan. Tingkat SL adalah oli berkualitas paling tinggi.* Untuk mesin diesel, oli diklasifikasikan berdasarkan tingkat dari CA sampai CF-4, dengan CF-4 sebagai oli yang berkualitas paling tinggi.

Klasifikasi kualitas oli ILSAC:
Oli-oli ini telah lulus uji konsumsi bahan bakar ILSAC dan standar API.
Oli-oli tersebut diklasifikasikan ke dalam tingkat GF-1 dan GF-2 sesuai dengan performa penghematan bahan bakarnya. GF-2 adalah tingkat yang paling tinggi.

Minggu, 26 November 2017

Cara Membaca Kode Ukuran Ban Agar Ban Menjadi Awet Dan Tahan Lama

Ban merupakan salah satu komponen yang dimiliki oleh setiap mobil. Dari fungsinya, ban memiliki fungsi sebagai komponen yang langsung bersentuhan oleh tanah. Karena itu, faktor kenyamanan pada sebuah kendaraan akan sangat ditentukan oleh jenis ban yang terpasang pada kendaraan tersebut. Dari jenisnya, ban memiliki 2 jenis yaitu ban bias dan ban radial.

Pada setiap dinding ban ada tertera pengkodean ukuran ban. Kode ini berbeda - beda tergantung dengan jenis ban itu sendiri. Jika kita teliti dengan kode jenis ukuran ban yang kita miliki, maka kita pun bisa merawat ban dengan baik dan benar agar ban tersebut lebih awet dan tahan lama.

Adapun jenis - jenis pengkodean ukuran ban adalah sebagai berikut :

a. Kode Ukuran Ban Radial Fly 
    Ban radial adalah ban yang lapisan seratnya ( Fly ) tegak lurus searah dengan garis tengah ban.            Ditambah lapisan sabuk / belt searah lingkaran ban yang terbuat dari benang tekstil yang sangat          kuat. Akibatnya hambatan gesek yang terjadi sangat kecil dan nyaman pada pada kecepan tinggi.

Kode ukuran ban radial Fly
Kode ukuran ban radial 
Dari gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa :
1. 195  = Lebar telapak ban 195 mm ( 19,5 cm )
2. 70   =Aspek rasio = tinggi dinding ban yang dihitung dari bibir pelak hingga telapak ban.                             Perbandingannya dengan lebar telapak ban yaitu 70 %.
           Maka hasilnya yaitu : 70 / 100 x 195 = 136,5 mm ( 13,65 cm )
3. H    = Kecepatan maksimal yang diperbolehkan , Kode H = 210 Km / Jam ( 130 Mil / jam )
4. R    = Jenis Ban R = Radial ply
5. 14 = Diamter Velg =, Kode 14 yang berarti 14 Inchi.

b. Kode Ukuran Ban Internasional ( Standart ISO )
    Kode ukuran ban Internasional adalah pengkodean yang dipakai oleh semua jenis ban yang                  berlaku  di seluruh dunia. Jenis kode ini biasanya dipakai oleh produsen - produsen ban                        Internasional yang mana  merek ban mereka dijual di seluruh dunia. Berbeda dengan ban - ban            merek lokal.
Kode ukuran ban internasional
Kode ukuran ban Internasional 

Dari gambar diatas, dapat kita kita ketahui bahwa :
1.  195 = Lebar Telapak Ban  = 195 mm  ( 19,5 cm )
2. 70 = Aspek rasio = tinggi dinding ban yang dihitung dari bibir pelak hingga telapak ban.                             Perbandingannya dengan lebar telapak ban yaitu 60 %.
          Maka hasilnya yaitu : 60 / 100 x 195 = 117 mm ( 11,7 cm )
3. R = Jenis ban yaitu Radial Ply
4. 14 = Diameter Velg = 14 Inchi
5. 86 = Beban maksimum yang dapat ditumpuh oleh setiap ban, kode 86 = 530 Kg
7. H  = Kecepatan maksimum yang diperbolehkan, kode H = 210 Km / Jam ( 124 Mil / Jam )

c.  Kode Ukuran Ban Bias
Ban bias adalah ban yang susunan benangnya membentang dengan sudut membentuk 30 - 40 derajat dari garis tengah ban. Ban ini memiliki telapak ban dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyaman berkendaraan yang baik.

kode ukuran ban bias
Kode ukuran ban bias
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa :
1. 6,45 = , Lebar ban = 6,45 Inchi
2. 14  = Diameter Velg = 14 Inchi
3. 4 PR = Ply Rating ( banyaknya susunan lapisan benang ) = 4 ( 4 lapisan benang )

4. Kode Ukuran Ban Cadangan 
Ban cadangan adalah ban tambahan yang diberikan oleh pabrikan pada saat membeli mobil baru. ban ini mempunyai spesifikasi yang berbeda dengan ban yang terpasang pada kendaraan tersebut. Ban cadangan adalah ban yang hanya dapat digunakan sementara, tidak boleh selamanya dipakai.

kode ukuran ban cadangan
Kode ukuran ban cadangan
Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa :
1.  T       = Untuk ban pemakaian sementara
2. 115     = Lebar ban ( 115 mm )
3.  70 % = aspeck ratio tinggi dinding ban ( 70 / 100 x 115 = 80,5 mm )
4. D        = jenis ban Bias
5. 14       = Diameter Velg dalam satuan Inchi

Jumat, 24 November 2017

Mengenal Kode Kekentalan Oli SAE 5W - 30

SAE OLI MOBIL
SAE OLI

Memilih oli berkualitas ada cara paling ampuh untuk merawat mesin mobil anda menjadi bertenaga dan tahan lama. Banyaknya jenis oli yang dijual dipasaran, mengakibatkan kita sebagai orang awam agak sedikit bingung tentang perbedaan kwalitas diantara jenis oli yang dijual. Selain itu, oli - oli yang ada dipasaran juga mempunyai kode - kode beraneka ragam yang menambah rasa kebingungan yang akhirnya tidak pernah terjawab.

Baca juga : fungsi komponen - komponen sistem pelumasan pada mesin mobil dan cara kerjanya.

Salah satu kode yang ditampilkan dengan sangat gamblang dibagian merek oli adalah kode kekentalan oli. Dimana setiap oli mempunyai nilai kekentalan yang berbeda - beda sesuai dengan fungsi oli tersebut apakah akan dipakai untuk mesin atau komponen lain yang bekerja pada kendaraan.
SAE Oli
SAE Oli

Semakin besar nilai kekentalan oli, maka oli tersebut semakin padat. Sebaliknya, semakin kecil nilai kekentalan oli, maka kondisi oli semakin sangat encer. Kode ini bertuliskan SAE ( Sociate Of Automotive Enggineering ). Seperti yang terlihat pada gambar diabwah ini.

Lebih lanjutnya pada kemasan oli juga tertuliskan 5W - 30. Apa maksudnya ?

5  W Artinya : Pada suhu -20oC,   kekentalan oli  tersebut sama dengan oli SAE 10 yang didinginkan   minus 20 dejarat Celcius.


40 Artinya : Pada suhu +100oC,    kekentalan oli tersebut sama dengan oli SAE 40 yang panaskan +  100 Celcius.

Jadi pada kesimpulannya, oli yang mempunyai kode seperti diatas maka oli ini bisa berubah - ubah kekentalannya sesuai dengan suhu disekitarnya.

Oli mesin untuk mesin diesel dan bensin berbeda. Tekanan kompresi dan pembakaran di dalam mesin diesel sangat tinggi, dan daya yang besar diberikan pada part-part yang berputar. Oleh karena itu, oli mesin yang digunakan pada mesin diesel harus membentuk film oli yang sangat kuat. Akan tetapi, baru-baru ini telah diproduksi tipe oli untuk kedua mesin diesel dan bensin. Oli mesin menurun tingkatnya dikarenakan oksidasi atau panas, dan harus diganti secara berkala.



Fungsi Komponen - Komponen Pelumasan Pada Mesin Mobil Dan Cara Kerjnya


Mesin terdiri dari banyak komponen yang terbuat dari bahan logam, dimana setiap komponen  bergerak dan saling bersentuhan satu sama lainnya. Seperti poros engkol (Crankshaft), poros bubungan (connecting rod), dan komponen mekanisme katup. Pada saat mesin bekerja, gesekan antar komponen yang saling bersinggungan membuat mesin kehilangan tenaga, dan keausan dari komponen, bahkan mesin dapat berhenti beroperasi. Hal ini terjadi karena setiap komponen akan panas dan memuai sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.  Oleh karena itu, dibutuhkanlah pelumasan  untuk  mencegah kontak langsung antara dua logam yang bergesekan. 

Mengurangi gesekan
Mencegah deposit
Mencegah korosi bearing
Memiliki shear stability yang mantap
Stabil pada temperature tinggi(Oksidasi/degradasi )
Mencegah keausan valve train, cylinder liner, piston dll
Fluiditas temperature rendah yang baik
Volatilitas rendah (oil consumption rendah)


sistem pelumasan pada mobil
Aliran sistem pelumasan pada mesin mobil
Keterangan nomor pada gambar : 

1. Oil Pan ( Panci Oli )
Berfungsi sebagai wadah oli, dimana pada bagian bawah oil pan ada sebuah baut yang berfungsi sebagai saluran pembuangan pada saat oli diganti. 

2. Oil Strainer ( saringan oli kasar )
Berfungsi sebagai saringan oli kasar yang menyaring oli langsung dari panci oli sebelum disalurkan ke saringan oil filter. 

3. Oil Pump ( Pumpa Oli )
Berfungsi menghisap oli dari panci oli melalui oil strainer dan menekannya menuju oil filter sebelum disalurkan ke semua komponen-komponen mesin. 

4. Oil Stick ( Stick Oli )
Berfungsi sebagai pengontrol volume oli dan kwalitas oli dari luar mesin. 

5. Oil Pressure Swith ( switch tekanan oli )
Berfungsi sebagai penanda volume oli pada mesin. Dimana pengemudi hanya cukup melihat lampu oli pada dasbord yang ada didalam cabin. Pada kondisi normal, lampu oli  akan hidup pada saat mesin Off, dan mati pada saat mesin berputar ( On). Jika yang terjadi sebaliknya, maka terjadi malfungsi pada volume oli.

6. Oil Filter ( saringan oli )
Berfungsi menyaring oli yang berasal dari oil strainer yang selanjutnya akan disalurkan ke semua komponen - komponen mesin melalui lubang - lubang oli  kecil pada komponen mesin. 

Sifat oli mesin yaitu : 
a. Sebagai pelumas
b. Bersifat pendingin 
c. Sebagai perapat
d. Sebagai pembersih 

Sedangkan syarat - syarat oli mesin yaitu : 
a. Kekentalan tepat
b. Kekentalan stabil terhadap pengaruh suhu
c. Sesuai dengan penggunaan metal 
d. Tidak merusak komponen 
e. Tidak berbusa

Penampang cara kerja sistem pelumasan

Oli yang berasal dari saringan oli halus akan tersalurkan ke semua komponen mesin yang bergesekan melalui Oil Hole ( lubang oli ) yang terdapat pada setiap komponen mesin. Oli akan melumasi setiap komponen dengan membentuk Oil film ( lapisan oli tipis yang meyelimuti komponen ) yang melindungi lapisan logam terhadap kontak langsung antar logam. Akibatnya, teperatur komponen 
akan tetap terjaga pada kondisi normal. 

Setelah mesin mati, maka oli tidak akan bersirkulasi ke setiap komponen  mesin. Yang terjadi oli akan turun ke oil pan. Dimana pada kondisi ini, oli membantu mengumpulkan serbuk -serbuk halus dari hasil gesekan setiap komponen mesin yang sangat tipis yang nantinya akan terbuang bersama-sama pada saat terjadi penggantian oli. 

Senin, 20 November 2017

Jenis - jenis Alat Ukur Yang Digunakan di Bidang Otomotif Beserta Fungsinya

Selain harus mengenali banyaknya komponen - komponen yang ada di mesin, baik yang bergerak ataupun yang diam, maka kita juga harus mengetahui jenis - jenis alat ukur yang digunakan di bidang otomotif beserta fungsinya.

Tujuannya adalah dengan mengetahui jenis alat ukur, maka kita tahu proses penggunaanya. Dimana hal itu sangat berkaitan erat dengan proses perbaikan dan mencari permasalahan ( trouble ) pada setiap kendaraan. Semakin banyak alat ukur yang kita kenal, maka mudahlah kita dalam penanganan kerusakan pada setiap mobil.

Berikut kami paparkan jenis - jenis alat ukur yang sering digunakan di bidang otomotif beserta fungsinya :

1. Hidrometer

cara penggunaan hidrometer dan fungsinya
Cara penggunaan hidrometer
Hidrometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur jenis elektrolit baterai. Berat jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi baterai. berat jenis ideal baterai adalah 1,26 - 1,28.  Bila berat jenisnya kurang dari 1,23 maka harus dilakukan pengisian ulang ( charge).Berat jenis baterai juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus yang digunakan untuk menentukan hubungan ini adalah :

S20 = St = 0,007 ( t - 20 )

Dimana :
S20  = Berat jenis koreksi
St     = Berat jenis terukur

t       = Suhu Saat pengukuran

2. Compression Tester
compression tester
compression tester

Compression tester digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada ruang bakar. Karena tekanan kompresi pada mesin diesel lebih tinggi, maka harus digunakan gauge dengan tekanan yang lebih tinggi juga, Pemasangan alat ini pada lubang busi pada jenis mesin bensin dan pada lubang injektor atau glow plug pada jenis mesin diesel.

3. Nozle Tester
Nozle tester
Nozle tester

Nozle tester digunakan untuk memeriks tekanan pembukaan injektor mesin diesel dan kondisi injektor ( kebocoran setelah injeksi ) yang ditandai dengan tetesan bahan bakar saat injeksi telah selesai.

4. Radiator Cup tester
radiator cup tester
radiator cup tester

Radiator Cup tester ini digunakan untuk memeriksa kondisi radiator ( sistem ) pendingin dari kebocoran dan tutup radiator yang tidak bekerja dengan baik.

5. Static Timing 
Static timing
Static timing

Static timing gauge berfungsi untuk memeriksa timing injeksi pada mesin diesel yang menggunkan jenis pompa injeksi tipe distributor / VE ( langkah plunger )

6. Vacum Gauge
vacum gauge
Vacum gauge

Vacum gauge berfungsi untuk menghasilkan vakum untuk memeriksa komponen yang berhubungan dengan kevakuman udara.

7. Tyre pressure gauge
tyre pressure gauge
tyre pressure gauge

Tyre pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan angin ( udara ) ban.

8. Turning Radius Gauge 
turbing radius gauge
Turning radius gauge

Turning radius gauge berfungsi untuk mengukur sudut belok roda.

9. Camber Caster gauge
camber caster gauge
camber caster gauge

Camber caster gauge berfungsi untuk mengukur sudut camber, caster dan king pin inclination.

10. Toe Gauge
toe gauge
Toe Guage

Toe gauge berfungsi untuk mengukur besarnya toe in dan toe out dalam besaran mm ( milimeter )

11. Side Slip Tester 
side slip tester
Side slip tester

Side slip tester berfungsi untuk mengukur jumlah side slip ( penyimpangan roda saat kendaraan berjalan ) per meter. Suara buzzer atau lampu peringatan akan menyala bila side slip melebihi standar yang ditentukan

12. Speedometer Tester

Speedomter tester berfungsi untuk memeriksa kesalahan speedometer pada kendaraan. Roda penggerak kendaraan digerakkan oleh roller - roller, apabila terjadi perbedaan antara speedometer pada mobil dengan speedometer tester, maka speedometer mobil harus diganti. 

13. Power Steering tester
power steering gauge
power steering gauge

Power Steering Tester berfungsi untuk mengukur kandungan emisi (sulfur) yang ada pada gas buang mesin diesel. Smoke tester ini menunjukan tingkat pencemaran dalam % ( persen ).