Senin, 06 Maret 2017

Perbedaan Relay Dan Fuse

Prinsip Kerja Relay

Apabila sirkuit listrik untuk peralatan tertentu membutuhkan kuat arus tinggi dihubungkan langsung, yang terdiri dari catu daya, switch, dan bola lampu, tentu harus menggunakan switch dan kabel set berkapasitas tinggi agar mampu menahan kuat arus yang tinggi itu.

Tetapi, dengan menggunakan kuat arus  rendah, sebuah switch dapat menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) relay, yang pada gilirannya, dapat mengalirkan kuat arus tinggi untuk mematikan atau menghidupkan bola lampu.

Pada gambar diatas menjelaskan mekanisme sebuah relay. Ketika switch menutup, arus mengalir melalui titik 1 dan 2, dan membuat kumparan menjadi magnet. Gaya magnet dari kumparan menarik kontak antara titik 3 dan 4. Akibatnya, titik 3 dan 4 menutup dan arus mengalir ke bola lampu. Dengan menggunakan relay, kita dapat memilih switch dan kabel set berkapasitas rendah.

jenis-jenis relay
Relay digolongkan berdasarkan tipe berikut, tergantung bagaimana relay itu  membuka atau menutup:
1.Tipe yang secara normal terbuka:
Tipe ini secara normal terbuka, dan akan menutup ketika kumparan mendapatkan aliran arus.
(A) dan (B) pada diagram

2.Tipe yang secara normal tertutup:
Tipe ini secara normal tertutup, dan membuka hanya ketika kumparan di aliri arus.
(C) pada diagram

3.Tipe double throw
Tipe ini berubah bergantian di antara dua kontak, tergantung kepada keadaan kumparan.
(D) pada diagram



fuse dan fuseble link
Fuse
Lempeng metal tipis yang akan terbakar habis apabila terlalu banyak di aliri arus, sehingga akan menghentikan aliran arus dan melindungi rangkaian dari kerusakan.

Fusible link
Kabel berukuran besar (heavy-gauge wire) yang akan terbakar pada saat terjadi kelebihan beban ditempatkan pada sirkuit dengan kuat arus tinggi, sehingga dapat melindungi keseluruhan rangkaian.
Fuse pada diagram sirkuit  ditampilkan seperti tampak  gambar diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar